Curah Hujan Tinggi, Perajin Gerabah Frustasi

Besuk,- Sejumlah perajin gerabah di Desa Alas Kandang, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo mengeluh. Keluhan perajin menguap seiring tingginya intensitas hujan saat ini sehingga produksi gerabah menurun drastis.

Perajin gerabah di Desa Alas Kandang, Wahid menuturkan, pada musim hujan saat ini hasil produksi gerabah buatannya menurun hingga 50 persen dibandingkan saat musim kemarau.

“Hampir setiap hari hujan disini, bahkan terkadang hujan dari siang sampai sore hari,” curhat Wahid kepada PANTURA7.com, Sabtu (18/2/22).

Ia mengatakan, dalam sehari ia mampu memproduksi gerabah sebanyak 40 hingga 50 unit saat cuaca cerah. Jenis gerabah yang dibuat biasanya tempayan, kuali, cowek hingga kendi.

“Per hari bisa lebih 30 unit satu orang. Hasil produksi itu masih butuh pengeringan, karena yang memakan waktu memang proses pencetakan dan pengeringannya,” Wahid menjelaskan.

Harga gerabah, menurutnya, tergantung ukuran. Gerabah berbagai jenis ukuran kecil dijual Rp 2 ribu, ukuran sedang Rp 3 ribu dan ukuran besar Rp 4 ribu per biji. Gerabah dipasok tidak hanya untuk memenuhi permintaan lokal.

“Gerabah buatan saya juga dipasok ke daerah tetangga, seperti Kabupaten Situbondo, Bondowoso, dan Lumajang,” ungkap dia.

Perajin gerabah di desanya, dijelaskan Wahid, memang lebih dominan dibandingkan dengan pekerjaan lain. Sebagian kecilnya bekerja sebagai buruh tani, petani, pedagang, sopir hingga pekerja rumah tangga.

“Di sini mayoritas perajin gerabah dan batu bata. Dalam satu keluarga, si istri bekerja sebagai perajin gerabah, sementara sang suami sebagai perajin batu bata,” pungkas pria berusia 65 tahun itu. (*)

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: A. Zainullah FT

Baca Juga  Diduga Mabuk, Mobil Pelat Merah Tabrak Sejoli

Baca Juga

Harga Beras dan Gabah Jomplang Banget! Petani Lumajang Salahkan Beras Impor

Lumajang,- Harga beras premium di Kabupaten Lumajang kini mencapai Rp15.000 ribu per kilogram (kg). Ironisnya, …