Menu

Mode Gelap
Satpolairud Polres Pasuruan Kota Tempati Gedung Baru di Panggungrejo Fisik Terbatas tak Halangi Para Tunanetra Unjuk Kebolehan di MTQ Jatim XXXI Jember Parkir di Selatan Alun-alun Kota Probolinggo, Motor Matic Raib Residivis Ditangkap Usai Satroni Sekolah dan TPQ Pasca Laka Maut di Jalur Bromo, Usulan Pembangunan Jalur Penyelamat Menguat Kantor KUD di Beji Pasuruan Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Gaya Hidup · 15 Jan 2022 18:05 WIB

Mengenal Dedy Yusuf Efendi, Pemuda Penjinak Ular Berbisa Asal Rejoso Pasuruan


					Mengenal Dedy Yusuf Efendi, Pemuda Penjinak Ular Berbisa Asal Rejoso Pasuruan Perbesar

Rejoso,- Jika mayoritas orang takut dan menghindari ular, tidak demikian halnya dengan Dedy Yusuf Efendi (24). Remaja asal Desa Karangpandan, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan ini justru dikenal sebagai penakluk ular.

Bahkan berulang kali digigit ular berbisa, anehnya ular yang mengigit Yusuf mati sendiri. Alhasil, fenomena itu membuat warga tercengang.

Yusuf, memang merupakan remaja yang hobi memelihara hewan. Selain dipelihara, reptile itu juga diperjual belikan untuk tambahan uang jajan.

Salah satu ular peliaraannya saat ini adalah piton berusia 10 tahunan dengan panjang mencapai 4 meter. Ular ia beri nama Snaky.

Selain ular piton, di rumahnya juga ada ular jenis weling, yang termasuk ular berbisa. Bahkan di rumahnya juga dipelihara biawak.

Yusuf menceritakan, sebelumnya banyak sekali spesies ular yang dipeliharanya. Mukai dari cobra, ular hijau ekor merah dan ular hijau. Semuanya ia taruh di sebelah barat rumahnya yang dekat dengan sungai petung.

“Sudah laku semua. Nanti berburu lagi. Saya biasanya mencari ular itu ketika malam hari,” tutur Yusuf, Sabtu (15/1/22).

Di tangannya, ada beberapa bekas luka gigitan ular. Bahkan yang nampak jelas sebuah bulatan hitam di lengan tangannya, merupakan bekas gigitan king kobra.

“Ini bekas king kobra. Alhamdulillah saya tidak apa apa,” ujarnya sembari tertawa.

Dikatakan Yusuf, ia digigit king kobra kala mengunjungi event perkumpulan pencipta reptil di Malang. Ia datang bersama dengan teman-temannya.

Saat atraksi menjinakan king kobra, ia tidak fokus. Alhasil, raja ular itu mematoknya. Ia sempat pusing dan mual pasca dipatok ular.

Namun, ia masih tetap dalam kondisi sadar. Oleh rekan-rekannya, Yusuf langsung dibawa ke dokter agar segera mendapatkan pertolongan medis.

“Saat diperiksa dokter, katanya tidak apa-apa. Saya tidak diberi obat malahan,” ungkapnya mengenang kejadian tersebut.

Meskipun dokter menyebut tidak apa-apa, namun lengan tangan kanannya sempat memar. Sepekan kemudian, memar tersebut sudah kembali pulih.

“Saya sudah yakin sembuh. Soalnya dulu-dulu digigit ular berbisa ya sembuh,” jelasnya.

Seingat Yusuf, ia sudah 50 kali digigit ular berbisa, yang paling sering adalah kobra dan ular hijau. Tapi anehnya, ular yang mengigitnya mati sendiri. Sementara Yusuf hanya demam dan mual kemudian sembuh.

Awal mula digigit ular, dikatakan Yusuf, saat ia masih duduk di kelas 6 SD. Namun memang sejak kecil, ia sudah menyukai hewan jenis reptil.

Rumahnya yang dekat dengan rawa dan sungai, membuatnya mudah menemukan hewan-hewan melata itu. Pernah ia mendapati ular hijau ekor merah yang kemudian ditangkapnya.

“Saat saya pegang langsung menggigit. Ya saya kaget dan langsung melepaskannya,” katanya.

Setalah digigit ular itu, ia sempat dibawa ke dokter. Kata sang dokter, ia tidak apa-apa dan orang tuanya tidak perlu khawatir. Meskipun begitu, untuk menyembuhkannya perku waktu dua minggu.

Setelah sehat, ia bukannya takut dengan ular, sebaliknya kembali mencari ular untuk dibawa pulang. Kemudian ular itu digigitkan ketangannya lantaran masih penasaran dengan efek gigitan ular.

“Setelah sehat saya kembali nyari. Nemu, saya bawa pulang. Terus kata ibu, hati-hati ularnya berbisa,” ujarnya.

Setelah ular digigitkan ke tangannya, sekitar semenit kemudian ular itu tewas. Baru saat itu ia menyadari ada yang lain dalam dirinya.

Kini, berkat kepiawaiannya menjinakan ular. Ia biasa dipanggil tetangganya ketika rumahnya dimasuki ular. Mulai dari yang berbisa atau tidak, semuanya ia ambil.

“Iya untung. Setelah saya ambil saya dikasih uang. Kemudian ularnya juga saya bawa, untung dua kali kan,” paparnya sembari tertawa. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 74 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Mekarnya Tabebuya di Embong Kembar, Ketika Lumajang Menyulap Diri Jadi Negeri Sakura

12 September 2025 - 13:06 WIB

Longsor Tutup Jalur Lumajang-Malang, Sistem Buka-Tutup Diberlakukan

10 September 2025 - 11:42 WIB

Perkuat Jalur Gumitir, Pemasangan Beronjong di Tikungan Khokap Dikebut

27 Agustus 2025 - 03:35 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Ingatkan Hindari Kawasan Rawan Longsor dan Banjir

21 Agustus 2025 - 20:20 WIB

TRC dan Loader Dikerahkan, BPBD Lumajang Buka Akses Jalan Tertimbun Longsor

20 Agustus 2025 - 14:16 WIB

Jelang Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Warga Protes Kerusakan Hutan di Kawasan Proyek Tol Probowangi

16 Agustus 2025 - 19:55 WIB

Ingat! Mulai 10 Agustus 2025, Pasar Minggu Kota Probolinggo Pindah ke Jalan Suroyo

8 Agustus 2025 - 19:52 WIB

Portal Jalan Tambakrejo–Lumbang Ditata Ulang, Mobil Damkar Jadi Tolak Ukur

2 Agustus 2025 - 18:04 WIB

Jalur Lumajang-Malang via Piket Nol Tertutup Longsor di Enam Titik

31 Juli 2025 - 19:36 WIB

Trending di Lingkungan