Menu

Mode Gelap
Tanggul Kampung Renteng di Lumajang Rusak, Butuh Perbaikan Segera Desakan Pencopotan Kades Temenggungan Usai Tragedi Pesta Miras kian Menguat Pariwisata Lumajang Butuh Inklusi Pelaku Lokal, Bukan Sekadar Panggung untuk EO Luar Hilang Saat Cari Rumput, Pria di Pasuruan Ditemukan Meninggal di Sungai Batu Badar Besi Semeru, Ikon Langka dari Lumajang Miris! Jalan Rusak di Plalangan Jember Baru Diperbaiki setelah 20 Tahun

Ekonomi · 4 Des 2021 15:38 WIB

Budidaya Kerapu di Keramba, Warga Giliketapang Raup Rp500 Juta


					Budidaya Kerapu di Keramba, Warga Giliketapang Raup Rp500 Juta Perbesar

Probolinggo – Warga Pulau Giliketapang, Kabupaten Probolinggo yang selama ini dikenal sebagai nelayan tangkap, ternyata ada yang menjadi nelayan budi daya. Seorang warga di Desa Giliketapang, Kecamatan Sumberasih menekui budi daya ikan kerapu dengan sistem keramba jaring apung sejak 2012 silam.

Budi daya kerapu ini digagas Munir (36), warga Pulau Giliketapang. Awalnya, usahanya dicibir sebagian orang tetapi kini omzetnya mencapai jutaan rupiah.

Mulai dari apa yang dilakukan Munir dinilai akan sia-sia hingga budi daya tersebut tidak akan berhasil. Namun dengan tekat dan kemauan yang kuat, Munir berhasil membudidayakan ikan yang banyak diburu para nelayan ini terutama pemancing ikan.

“Omongan warga tidak saya hiraukan, dan alhamdulillah membuahkan hasil, dimana saat ini berjumlah 200 keramba, dengan 540.000 ekor ikan. Sekarang banyak warga yang juga mengikuti jejak saya,” ujarnya.

Lokasi keramba budi daya ikan kerapu ini berada di sisi sebelah timur Pulau Giliketapang, dimana dari bibir pantai memiliki jarak sekitar 100 meter. Rata-rata sebuah keramba berukuran 12 x 12 meter, dengan kedalaman 10 meter. Selain itu, pada sebuah keramba terdapat 9-12 kolam.

Dalam setahun, ikan kerapu ini dipanen dua kali, 10 bulan dan 12 bulan sejak benih ditebar. Namun usaha yang digeluti Munir ini bukan tanpa kendala, dimana saat masa tebar benih usia 0 hingga 4 bulan rawan mati.

Kendala lainnya yakni tidak tersedianya benih ikan kerapu di Probolinggo, sehingga Munir dan pembudidaya ikan kerapu lain harus mendatangkan benih dari Situbondo dan Banyuwangi.

“Alhamdulillah, satu tahun dua kali panen dapat menghasilkan sekitar Rp300 juta hingga Rp500 juta, tergantung banyaknya ikan, dan keramba yang terpasang. Ikan kerapu yang sudah dipanen ini selain sudah ada permintaan dari pabrik, juga untuk ekspor ke Hongkong hingga Cina,” pungkas Munir.

Meski demikian, para pembudidaya ikan kerapu keramba ini mengharap adanya peran pemerintah daerah khususnya dalam penyediaan benih. Juga formula untuk mengatasi tingkat kematian ikan di usia 0 hingga 4 bulan yang sering dialami para pembudi daya. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Bupati Gus Haris Dorong K-Sarbumusi jadi Katalisator Kesejahteraan Buruh dan Pertumbuhan Industri di Probolinggo

9 Mei 2025 - 17:07 WIB

Pertumbuhan Ekonomi di Jember Relatif Sehat, PHK Massal Berkurang

8 Mei 2025 - 23:01 WIB

Pemkab Jember Bakal Buka Ribuan Lapangan Kerja Baru lewat Pasar Digital

8 Mei 2025 - 20:04 WIB

Sebulan Jelang Idul Adha, Harga Sapi Mulai Meroket

7 Mei 2025 - 21:25 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Capai 100 Persen, Tertinggi di Jawa Timur

4 Mei 2025 - 21:22 WIB

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Trending di Ekonomi