Menu

Mode Gelap
Musim Kemarau Tiba, Waspadai Karhutla di Kawasan Gunung Bromo Solar Tumpah Usai Truk Terguling, Warga Berebut dengan Jeriken dan Ember Ninik Ira Wibawati Akan Pensiun, Pemkot Probolinggo Segera Tunjuk Pj. Sekda Jambret Bercelurit Lukai Korban di Kota Pasuruan, Polisi Buru Pelaku Jember Fashion Carnival 2025 Usung Tema Lingkungan, Akan Hadirkan 2 Ribu Peserta Kantor Desa Alun-alun, Lumajang Dibobol Pencuri, Dua Motor Amblas

Lingkungan · 16 Okt 2021 18:20 WIB

Fenomena Kulminasi, BPBD Minta Warga Perbanyak Konsumsi Air Putih


					Fenomena Kulminasi, BPBD Minta Warga Perbanyak Konsumsi Air Putih Perbesar

PROBOLINGGO,- Sejak beberapa hari ini, wilayah Kabupaten Probolinggo mengalami suhu panas yang tidak biasa. Fenomena itu disebut kulminasi, dimana posisi matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, Sugeng Suprisayoga mengatakan, fenomena kulminasi terjadi sejak sepekan lalu. HAwa panas saat siang hari lebih menyengat meskipun angin berhembus cukup kencang.

“Selain posisi matahari tepat berada di posisi paling tinggi, juga karena masuknya musim pancaroba, dari musim kemarau ke penghujan. Sehingga saat siang hari hawa panas cukup terasa,” ujar Sugeng, Sabtu (16/10/21).

Dari data BPBD, sambungnya, suhu di sejumlah wilayah di Kabupaten Probolinggo terpantau hari ini paling tinggi yakni 33 derajat dengan rata-rata tingkat kelembaban mencapai 55 hingga 95 Relative Huminidy (RH).

Selain itu, lanjut dia, hawa panas yang terjadi di wilayah Kabupaten Probolinggo lebih terasa di wilayah yang berada dekat di kawasan pesisir. Panas yang tidak biasa, biasanya dimulai pukul 11.00 WIB hingga menjelang sore.

“Sampai saat ini kita belum menerima laporan terkait dampak kulminasi ini, namun kita menghimbau masyarakat untuk mengurangi aktifitas dibawah terik matahari. Jika terpaksa gunakan topi dan kacamata hitam, dan juga sering mengkonsumsi air putih untuk mengindari dehidrasi,” imbuh Sugeng.

Diperkirakan, fenomena kulminasi yang terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia ini akan terjadi hingga musim hujan turun. “Fenomena ini terjadi hampir di seluruh Indonesia,” pungkas Sugeng. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Portal Jalan Tambakrejo–Lumbang Ditata Ulang, Mobil Damkar Jadi Tolak Ukur

2 Agustus 2025 - 18:04 WIB

Jalur Lumajang-Malang via Piket Nol Tertutup Longsor di Enam Titik

31 Juli 2025 - 19:36 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Imbau Penambang Waspada Banjir di Aliran Sungai Semeru

31 Juli 2025 - 16:05 WIB

Bakal Dipercantik, Alun-alun Kota Probolinggo Ditutup 5 Bulan

30 Juli 2025 - 16:31 WIB

Material Tanah dan Batu Besar Menutup Jalur Piket Nol Lumajang

29 Juli 2025 - 15:05 WIB

Pemkot Probolinggo Pindahkan CFD dari Alun-alun ke Jalan Suroyo, ini Sebabnya

24 Juli 2025 - 05:38 WIB

Jalur Gumitir Ditutup Dua Bulan, Ini Rute Jalur Pengganti Jember-Banyuwangi

23 Juli 2025 - 22:06 WIB

Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup Sementara, 17-26 Agustus

18 Juli 2025 - 14:12 WIB

Revitalisasi Pasar Besar Pasuruan Tahap II Dimulai Tahun Ini, Anggaran Capai Rp6,4 Miliar

17 Juli 2025 - 15:38 WIB

Trending di Lingkungan