Ada ‘Pesantren’ di Lapas Probolinggo

MAYANGAN-PANTURA7.com, Ada pemandangan mirip pesantren di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Probolinggo, Selasa siang (4/8/2020). Ratusan santri bersarung dan berkopiah duduk bersila berjajar rapi di Masjid Darul Awwabin di dalam Lapas sambil memegang “Kitab Qira’aty”.

Sejumlah ustadz dari Pesantren Nurus Salafy, Kota Probolinggo duduk di jajaran depan, menghadap meja berukuran mini, yang digunakan untuk meletakkan “Kitab Qira’aty”. Ratusan santri itu antre menghadap sang ustadz untuk setor bacaan yang telah dikuasainya.

Mirip metode sorogan di pesantren-pesantren, ketika seorang santri setor kemampuan membaca kitab kuning di hadapan seorang kiai. Itulah sekelumit pemandangan “Pesantren Darul Awwabin” di Lapas Kelas II B Probolinggo.

“Inilah suasana pesantren sederhana di dalam Lapas yang baru kami bentuk, masih jauh dibandingkan pesantren pada umumnya,” kata Kepala Lapas (Kalapas) Kelas II B Probolinggo, Risman Somantri saat menerima sejumlah pengurus MUI, Selasa.

Hari itu Ketua Umum MUI Kota Probolinggo, KH Nizar Irsyad dan Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Dr HM Sulton berkunjung ke Lapas di timur alun-alun Kota Probolinggo itu.

Dari sekitar 500 warga binaan, hanya sekitar separonya yang Selasa siang itu belajar mengaji. “Bergiliran, selain pertimbangan masjid terlalu kecil, juga lebih memudahkan para ustadz mengajar mengaji,” katanya.

Meski bernama pesantren, kata Risman, sebenarnya lebih mirip madrasah diniyyah (Madin). Yakni, tempat anak-anak belajar tata cara membaca Al Qur’an.

Atas saran MUI, Lapas di Jalan Trunojoyo itu menggandeng Pesantren Nurus Salafy yang diasuh Ustadz Mahalli. “Begitu berdinas di Probolinggo, kunjungan pertama saya memang ke rumah Ketua Umum MUI, barulah ke pejabat-pejabat di instansi pemerintah,” kata Risman.

Pria asal Bogor, Jabar itu sebelumnya juga telah merintis pesantren di dalam Lapas Sukabumi. “Pembinaan mental melalui agama bagi warga binaan, insya-Allah membuat jiwa mereka lebih tenang menghadapi cobaan hidup,” katanya.

Baca Juga  Imbas Ijazah Palsu, Massa Geruduk Gedung Polres-DPRD

Ditanya sejak kapan pesantren di Lapas dibuka, Risman tersenyum, “Baru Juli kemarin, saya jadi Kalapas Probolinggo awal Juni 2020 lalu.”

Pengurus MUI berkesempatan meninjau para santri yang sedang belajar mengaji di masjid. KH Nizar kemudian menghampiri salah seorang santri muda, Hari. “Coba Kitab Qira’aty halaman ini dibaca,” kata Ketua Umum MUI itu.

Dengan lancar warga binaan asal Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo yang dipenjara dua tahun karena kasus narkoba itu membaca dengan lancar. “Bacaan Sampeyan sudah lancar, alhamdulillah,” kata kiai penggemar berat kopi hitam itu.

MUI pun menjadwalkan memberikan pembinaan agama sepekan sekali setiap Sabtu siang kepada warga binaan di Lapas Probolinggo. “Kami di Komisi Dakwah punya program dakwah khusus di antaranya seperti di Lapas,” kata KH Dr Sulton. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Rizal Wahyudi


Baca Juga

Arus Balik, Penumpang KA di Stasiun Bangil Melonjak 40 Persen

Pasuruan,- H+4 Lebaran, Stasiun Bangil di Kabupaten Pasuruan dipadati penumpang yang melakukan perjalanan mudik balik. …