PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Suasana Kota Probolinggo yang biasanya lengang, pada Minggu (29/9) pagi, mendadak mencekam. Massa tiba-tiba mengepung kantor DPRD Kota Probolingggo, untuk menyampaikan aspirasinya.
Puluhan anggota polisi yang siaga, tak mampu membendung emosi massa. Bahkan meski ada mobil Water Canon dan Mobil Dalmas, aksi saling dorong tetap terjadi, karena massa berusaha masuk ke kantor dewan.
Tak ingin bentrokan terus memanas, Tim ‘Asmaul Husna’ Polres Probolinggo Kota pun diterjunkan. Mereka berusaha menenangkan dan mengajak massa berdiskusi untuk menemukan solusi dari keluhan yang diadukan.
Tak hanya melantunkan Asmaul Husna, polisi yang berkopyah dan polwan berhijab itu berupaya meredam aksi. Upaya tersebut taj sia-sia, massa yang awalnya bringas, perlahan melunah sehingga aksi anarkisme bisa diredam.
Bentokan di depan kantor DPRD Kota Probolinggo diatas, bukan kejadian sebenarnya. Melainkan simulasi yang digelar Polres Probolinggo Kota untuk mengatasi aksi unjuk rasa yang dilakukan ratusan warga.
Simulasi dipimpin Kapolresta Probolinggo, AKBP Ambariyadi Wijaya. Tujuannya, untuk meningatkan skill dan drill petugas dalam mengatasi unjuk rasa (Unras). Upaya persuasif dan humanis dilakukan agar aksi demo tidak anarkis.
“Polres Probolinggo Kota selalu mengutamakan pendekatan humanis kepada para pengunjuk rasa karena hal tersebut memang sesuai dengan motto Polres yang baru yaitu Polres Probolinggo Kota ‘ Mangga Manis’ (Aman, Terjaga, Nyaman Dan Humanis),” jelas Kapolresta Ambariyadi.
Pihaknya tak melarang masyarakat untuk menyampaikan aspirasi sebagai bagian dari kehidupan dalam negara demokrasi. Namun l, jelas Kapolresta, dengan catatan tetap menjunjung tinggi ketertiban dan tidak bersifat anarkis.
“Kami juga menerjunkan Tim Negosiator dan Asmaul Husna agar kegiatan unjuk rasa dapat berjalan dengan tertib, tanpa emosi dan tetap dengan kepala dingin tanpa mengurangi esensi dari aksi tersebut untuk menyampaikan pendapat,” pungkasnya. (*)
Penulis : Rahmad Soleh
Editor : Efendi Muhammad