Pererat Ukhuwah, MUI Gelar Mudzakaroh Dai

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Untuk mempererat ukhuwah Islamiyah sekaligus membicarakan isu-isu aktual di tengah masyarakat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Probolinggo menggelar kegiatan bertajuk ‘Mudzakaroh Dai’, Senin (16/7/2019) di Masjid Lembaga Dakwah Islamiah Indonesia (LDII) di Jalan Slamet Riyadi Gang Bima.

“Syukur alhamduillah, malam ini kita bisa menggelar ‘Mudzakaroh Dai’ dengan tuan rumah LDII. Mudah-mudahan kesan kaum muslimin bahwa LDII eksklusif tidak ada lagi,” ujar Ketua MUI Kota Probolinggo, KH Nizar Irsyad.

Mudzakaroh selain dihadiri jamaah LDII, juga puluhan pengurus MUI dari berbagai ormas Islam diantaranya, NU, Muhammadiyah, Al Irsyad, Hidayatullah, Aisyiyah, Muslimat NU, hingga PITI.

“Sekarang momen yang pas untuk membicarakan soal ‘Memperkokoh Toleransi dalam Bingkai NKRI’,” ujar KH Nizar.

Dikatakan, mudzakaroh pertama yang menjadi tuan rumah Muhammadiyah, disusul di SMA Negeri 1, Yayasan Masjid An Nur, Hidayatullah, dan kelima shohibul hajjat-nya, LDII Kota Probolinggo.

“Mudah-mudahan mudzakaroh ini terus berlanjut secara rutin dengan tema-tema aktual lainnya,” katanya.

Narasumber mudzakaroh, Gus M. Ghufron Hadi mengupas toleransi mulai masa Rasulullah SAW hingga konteks kekinian. “Mudzakaroh itu pertemuan untuk saling mengingatkan. Bahasa Maduranya, pa-capa atau berbincang-bincang dalam bahasa Indonesia,” tuturnya.

Rasulullah SAW, kata Gus Ghufron, merupakan sosok utama yang harus diteladani terkait toleransi. “Asalkan bukan menyangkut akidah, Rasulullah sosok yang sangat toleran terhadap pemeluk agama lain seperti Yahudi dan Nasrani,” ujar guru di Pesantren An Nur, Sumbertaman itu.

Sesi tanya-jawab semakin menghangatkan perbincangan malam hari itu. Dalam kesempatan itu Ketua PITI Kota Probolinggo, Sufyan Sauri Molisi mengungkapkan isi hatinya.

“Sebagai etnis Tionghoa yang beragama Islam kami belum sepenuhnya merasakan makna toleransi,” ujarnya.

Dikatakan etnis Tionghoa di Kota Probolinggo tergolong minoritas dibandingkan Jawa dan Madura. “Etnis Tionghoa minoritas, apalagi yang beragama Islam semakin minoritas,” ujar pria bernama asli Oei Kwok Yen itu.

Baca Juga  ‘Santri’ Layani Pelayanan SIM di Satpas Polres Probolinggo

Sufyan yang pertengahan Juli ini hendak berangkat ke Tanah Suci untuk berhaji berharap, mudzakaroh berikutnya tuan rumahnya adalah PITI.

“Biar kaum muslimin lain tahu, ada saudaranya dari etnis Tionghoa yang beragama Islam,” ujarnya. (*)

 

Penulis : Ikhsan Mahmudi
Editor : Muhammad Effendi

Baca Juga

Keluarkan Maklumat, MUI Kabupaten Probolinggo Larang Patrol Sahur

Probolinggo,- Dalam rangka datangnya bulan Ramadan 1445 H, Dewan Pimpinan (DP) Majelis Ulama Indonesia (MUI) …