PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Terjangan puting beliung yang melanda Desa Rawan, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, membuat Jumiati (44), warga setempat, kehilangan kata-kata. Sebab, kejadian itu membuatnya kehilangan rumah satu-satunya.
Rumah non permanen milik mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Malaysia itu rata dengan tanah. Angin kencang disertai hujan memporak-porandakan rumah berukuran 5×11 meter yang terletak di Dusun Semar.
“Saya keluar ketika ada tetangga yang teriak-teriak, minta saya sama suami keluar rumah. Tak lama, saya dengar rumah saya ambruk, saya hanya bisa menangis,” kata Jumiati.
Rumah itu, kata Jumiati, merupakan rumah satu-satunya yang ia tinggali bersama sang suami, Supriyadi (46) dan anak semata wayangnya. Sebelum tinggal di rumah itu, ia merantau ke Malaysia selama sekitar 10 tahun.
“Untuk sementara, saya dan keluarga numpang tidur di rumah kakak ipar. Saya harap, ada yang bisa bantu membangun kembali rumah saya, biar saya tidak lama numpangnya,” harapnya lirih.
Kepala Desa Rawan Mustafa mengatakan, di desanya terdapat 3 dusun yang menjadi kawasan terdampak puting beliung. Masing-masing adalah Dusun Semar, Dusun Pette dan Dusun Krajan. Tak hanya rumah dan bangunan, belasan pohon di Desa Rawan tumbang.
“Selain rusak karena diterjang puting beliung langsung, ada beberapa rumah dan bangunan yang rusak setelah setelah tertimpa pohon roboh. Disini, listrik juga mati karena kabelnya putus tertimpa pohon,” beber Mustafa.
Untuk proses perbaikan rumah terdampak, pemerintah desa klaim Mustafa, sudah berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan instansi terkait lainnya. “Sudah saya koordinasikan, termasuk bantuan untuk rumah Jumiati,” ucapnya. (*)
Penulis : Moh Ahsan Faradies
Editor : Efendi Muhammad