PANTURA7.com | Beritanya Nyata! Beritanya Nyata
Related Articles
PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Puisi Nyawiji Tengger dilantunkan aktris kenamaan, Olivia Zalianty, dalam festival tari nusantara bertajuk Eksotika Bromo di Lautan pasir Gunung Bromo, Jum’at) 29/6/2018) sore. Puisi itu dibacakan Olivia dihadapan dua ribuan pengunjung yang memadati kaldera lautan pasir.
Suara merdu dara yang dipanggil Oliv itu dalam membacakan puisi, membius wisatawan meski berada di kawasan bersuhu 10 derajat celcius. Lantunan puisi merdu berbalut eksotika alam Bromo menggelegar, membuat pengunjung tak bergerak dari tempatnya, bahkan sebagiannya meneteskan air mata.
Puisi yang dibacakan perempuan kelahiran 18 Oktober 1981 silam ini, menceritakan pengorbanan leluhur Suku Tengger Bromo, Roro Anteng dan Joko Seger saat harus mengorbankan anak ke 25 mereka, Raden Kusuma ke dalam kawah Bromo. Padahal Raden Kusuma sangat disayang oleh pasutri keturunan raja majapahit itu.
“Ini kan tanpa latihan sebelumnya, jadi saya agak kesulitan membaca puisinya. Apalahi cerita tentang Roro Anteng dan Joko Seger jarang kita temui dalam buku sekolah, beda dengan kisah legenda lain, semisal kisah Ken Arok dan Ken Dedes,” papar Olivia kepada PANTURA7.com.
Hal yang bisa dipetik dari puisi kidung tengger, kata adik kandung Marcela Zalianty ini, adalah bahwa setiap orang harus menepati janjinya kepada siapapun. Hal itu merujuk pada janji Roro Anteng dan Joko Seger kepada Sang Hyang Widi, bahwa ia akan mengorbankan salah satu anaknya jika dikarunia anak.
“Ini pelajaran yang sangat berharga, bahwa orang tua dan kita pada umumnya harus menepati janji kepada siapapun. Saya bersyukur diberi kesempatan membavakan kidung tengger dihapapan banyak orang,” tegas Oliv..
Suhu dingin yang menusuk tulang juga tak membuat Olivia menyesal, sebailknya ia terkesan dengan eksotika alam di Gunung Bromo. “Bagi saya pribadi, Bromo sangat berkesan. Meski cuacanya dingin menyengat, tidak terasa karena asyik membaca puisi,” tukas pemeran layar lebar Ma’rifat Cinta pada 2014 lalu ini. (*)
Penulis : Rahmad Soleh
Editor : Efendi Muhammad
