Menu

Mode Gelap
Polemik Sound Horeg, Kiai di Jember Siap Jalankan Fatwa MUI namun Tunggu Instruksi Gubernur Keras dan Berfrekuensi Tinggi, Pakar Fisika Ingatkan Sound Horeg Punya Dampak Fisik Serius Kawanan Maling Gasak Dua Motor di Triwungan Probolinggo, Terekam CCTV Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung Gadis 14 Tahun di Pasuruan Jadi Korban Asusila, Ayah Kandung Turut Jadi Tersangka Bersama Enam Pria Lain Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

Politik Dan Pemerintahan · 15 Jan 2018 05:59 WIB

BPS Klaim Angka Kemiskinan di Kabupaten Probolinggo Menurun


					Salah satu perkampungan warga miskin di wilayah Kabupaten Probolinggo. (dok) Perbesar

Salah satu perkampungan warga miskin di wilayah Kabupaten Probolinggo. (dok)

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Angka kemiskinan di Kabupaten Probolinggo pada tahun 2017 cenderung menurun dibandingkan tahun 2016. Berdasarkan data dari  Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Probolinggo, angka penurunannya sebesar 0,46 persen. Pada tahun 2017 sebesar 20,98 persen lalu turun diangka 20,52 persen pada tahunn 2017.

Kepala BPS Kabupaten Probolinggo Jujuk mengungkapkan, penurunan angka 20,98 persen menjadi 20,52 persen tak lepas dari kerja keras pemerintah daerah dalam menggenjot program pengentasan kemiskinan. Salah satunya, berkat bantuan ke petani gurem, yang mengkatrol pendapatan petani.

“Ini berkat budaya dari warga probolinggo yang dirubah, sehingga mampu menurunkan angka kemiskinan. Selain budaya juga program dari pemerintah daerah seperti bantuan kepada warga miskin, terutama kepada petani gurem,” papar Jujuk, Senin (15/1/2018).

Penurunan angka kemiskinan, jelas Jujuk, sejatinya sudah berangsur sejak lima tahun lalu. Pada 2012 angka kemiskinan berada pada angka 22,15 persen, 2013 menurun menjadi 21,12 persen, 2014 menurun menjadi 20,44 persen, 2015 naik menjadi 20,82 persen, naik lagi menjadi 20,98. “Pada 2017 terus menurun menjadi 20,52 persen,” imbuhnya.

Sedangkan untuk indikator turunnya angka kemiskinan, bisa dilihat dari beberapa faktor seperti peningkatan ekonomi, meningkatnya daya beli masyarakat, meningkatnya IPM yang di dalamnya ada komponen kesehatan, pendidikan, dan sektor ekonomi.

“Banyak indikatornya, bisa juga dilihat dari tingkat pendidikan penduduk yang ditamatkan. Pada 2015 dan 2016 sudah mulai berkurang penduduk yang tidak tamat SD. Selain itu juga meningkatnya produktifitas padi yang mnejadi salah satu mata pencaharian warga,” Jujuk menambahkan.

Lebih jauh, Jujuk berpesan agar kepala daerah yang bakal memimpin Kabupaten Probolinggo  nanti, lebih giat lagi dalam menumpas kemisikinan. Salah satu caranya, dengan mengundang investor sebanyak mungkin untuk mengembangkan potensi daerah.

“Jika sudah ada investor, bisa didirikan perusahaan dan memperkerjakan warga sekitar, sehingga kemisikinan berkurang dengan sendirinya,” jelasnya. (guf/arf).

Artikel ini telah dibaca 28 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Waspadai Politik Identitas dalam Pilkada 2024, Polres Lumajang Siagakan 3.950 Personel Keamanan

19 Agustus 2024 - 18:03 WIB

Dapat Arahan dari Presiden, Begini Respon Pj Bupati Probolinggo

31 Oktober 2023 - 16:34 WIB

Loncat Partai, Dua Legislator Hanura Lumajang Diganti 

30 Oktober 2023 - 19:51 WIB

PAW DPRD Kabupaten Probolinggo, Mahrus Bakal Gantikan Mukhali

18 Oktober 2023 - 17:27 WIB

Pj Bupati Probolinggo: Belum Ada Laporan ASN Bermedsos Politik

11 Oktober 2023 - 17:10 WIB

Heboh! Baliho Ketua Gerindra Lumajang Bersanding dengan Ganjar Pranowo Bertebaran

4 Oktober 2023 - 19:01 WIB

ASN Dilarang Sukai, Komentar, dan Bagikan Akun Medsos Pemenangan Pemilu

3 Oktober 2023 - 17:54 WIB

Lagi, Anggota DPRD Kabupaten Probolinggo Pindah Parpol

3 Oktober 2023 - 17:50 WIB

Reog Ponorogo Sosialisasikan Pemilu 2024 di Lumajang

29 September 2023 - 19:02 WIB

Trending di Politik Dan Pemerintahan