Prosesi Mendk Tirta yang dilakukan Suku Tengger di Air Terjun Madakaripura, Kamis (6/7/17)

Ritual Mendak Tirta, Awali Prosesi Yadnya Kasada Bromo

Probolinggo-Pantura7.com, Masyarakat suku Tengger di Kawasan Gunung Bromo, melaksanakan Mendak Tirta (mengambil air suci -red), Kamis (6/7/2017). Mendak Tirta ini, merupakam prosesi awal dalam rangkaian upacara Yadnya Kasada yang bakal dilaksanakan Senin, (11/7/17) dinihari.

Bagi suku Tengger yang ada di wilayah Kabupaten Probolinggo, mereka menggelar mendak tirta di sumber Air Terjun Madakaripura, Desa Negororejo, Kecamatan Lumbang, yang dipimpin oleh Rudi Santoso, pemangku Desa Ngadas, Kecamatan Sukapura.

Sementara untuk wilayah Kabupaten Pasuruan, titik pengambilan air di bukit Widodaren. Sedangkan masyarakat suku Tengger Lumajang melaksanakan mendak tirta di sumber di Kawasan Pura Senduro, dan suku Tengger di wilayah Malang melaksanakan ritual ini di kawasan Tumpang.

“Air suci yang diambil dari empat sumber mata air berbeda itu nantinya dikirab dan dibawa ke Pura Luhur Poten di Gunung Bromo untuk digunakan sebagai kelengkapan upacara Yadnya Kasada. Air itu lalu disandingkan dengan air suci yang diambil dari tempat lain,” ujar Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo Bambang Suprapto.

Bambang mengatakan, setelah pelaksanaan Mendak Tirta dilanjutkan dengan upacara Sameninga, yakni ritual komunikasi antara umat dengan Tuhan yang menguasai jagat raya. Ritual ini dilaksanakan di Balai Desa masing-masing hingga sore harinya. Kemudian dilanjutkan upacara Mepek yakni upacara untuk melengkapi segala sesaji untuk keperluan upacara Yadnya Kasada.

Ia menyebutkan kelengkapan sesaji Yadnya Kasada terdiri atas Rakatawang dan Rakagenep. Sesaji yang telah lengkap tersebut kemudian dibawa ke Pura Luhur Poten untuk digunakan sebagai kelengkapan upacara Yadnya Kasada pada hari Minggu malam. Setelah itu, diteruskan dengan melarung sesaji ke kawah Gunung Bromo.

“Sesaji yang dilarung berupa hasil pertanian dan lain-lain yang merupakan hasil pokok masyarakat Suku Tengger yang sebagian besar petani sayur. Dalam prosesi Yadnya Kasada dilakukan persembahyangan yang merupakan komunikasi antara umat dengan Tuhannya,” tutur warga Desa Ngadisari ini.

Baca Juga  Razia Masker di Waru, Pelanggar Didenda Rp 150 Ribu

Camat Sukapura Yulius Christian, menuturkan larung sesaji yang merupakan bentuk perwujudan atas rasa syukur umat terhadap sang Hyang Widi Wasa. Sesaji yang dilarung pada peringatan Kasada merupakan perwujudan rasa syukur yang diajarkan Roro Anteng dan Joko Seger yang merupakan cikal bakal suku Tengger di Gunung Bromo.

“Roro Anteng dan Joko Seger saat itu harus mengorbankan salah satu anak bungsunya Kusuma, kini suku Tengger melaksanakan korban dengan mengganti berupa hasil sayur mayur yang dihasilkan dari ladang-ladang mereka,” tukas mantan Kabag Kominfo Kabupaten Probolinggo ini. (guf/ela).

Baca Juga

Menjamu Mangiwang FC Makassar, Persekabpas Menang Telak 3-0

Pasuruan,- Persekabpas Kabupaten Pasuruan tampil garang di kandang sendiri saat menjamu Mangiwang FC dalam lanjutan …