Lumajang, – Ketika langit mulai menunjukkan tanda-tanda perubahan, dan angin membawa bisikan awan gelap, masyarakat Lumajang dihadapkan pada sebuah ujian alam yang mengingatkan ketenangan akan kekuatan dan ketangguhan bersama.
Periode 18 hingga 27 Mei 2025 diperkirakan akan menjadi masa di mana cuaca ekstrem melanda wilayah Jawa Timur, termasuk Lumajang. Namun, di balik potensi hujan deras dan angin kencang, tersimpan peluang berharga untuk memperkuat solidaritas dan kesiapsiagaan.
Cuaca ekstrem yang diprediksi bukan sekadar ancaman, melainkan panggilan bagi seluruh warga Lumajang untuk berinovasi dalam menghadapi tantangan.
Bupati Lumajang Indah Amperawati, telah menggerakkan seluruh sumber daya untuk memastikan respons cepat dan efektif. Namun, kesiapsiagaan tidak hanya bergantung pada pemerintah.
“Kami telah berkoordinasi erat dengan BPBD dan seluruh pihak terkait. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk memastikan keselamatan warga. Tetaplah tenang, saling mengingatkan, dan mari kita hadapi ini dengan kebersamaan,” kata Bupati Lumajang yang akrab disapa Bunda Indah melalui sambungan telepon, Rabu (21/5/25).
Inilah saatnya masyarakat mengembangkan sistem peringatan mandiri, memanfaatkan teknologi sederhana seperti aplikasi pesan singkat dan media sosial untuk berbagi informasi secara real-time.
Kata dia, fenomena cuaca yang dipicu oleh pola angin dan gelombang atmosfer ini mengingatkan bahwa alam adalah guru terbaik. Ia mengajarkan pentingnya adaptasi dan kehati-hatian.
“Masyarakat Lumajang diajak untuk tidak hanya menunggu informasi dari BMKG, tetapi juga aktif memantau lingkungan sekitar, mengenali tanda-tanda alam seperti perubahan warna langit dan suara angin yang berbeda,” katanya.
Bunda Indah mengingatkan, bahwa ketenangan dan kebersamaan adalah kunci utama melewati masa sulit. “Cuaca ekstrem bukan hal baru bagi kita. Dengan doa, kesiapsiagaan, dan semangat gotong royong, kita bisa mengubah potensi bencana menjadi kekuatan bersama,” pungkasnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra