Menu

Mode Gelap
Keluarga Korban Miras di Temenggungan Setujui Autopsi, Polisi Segera Tindaklanjuti Tingkatkan Pelayanan dan Akses Pengunjung, Pemkab Jember Segera Perkuat Pariwisata Lokal PWI Probolinggo Raya Audiensi dengan DPRD, Bahas Sinergi Media dan Legislatif Ditargetkan Beroperasi Tahun Ini, Ruang Kelas Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo Mulai Direnovasi Misteri Rekaman CCTV Kasus Pengeroyokan Satpol PP Lumajang Masih Jadi Fokus Polisi Pencopotan Kades Temenggungan Alot, ini Kata Inspektorat Kabupaten Probolinggo

Lingkungan · 21 Mei 2025 09:01 WIB

Antisipasi Cuaca Ekstrem di Lumajang, Bupati Ajak Warga Ubah Potensi Bencana Jadi Kekuatan Bersama


					Ilustrasi. Perbesar

Ilustrasi.

Lumajang, – Ketika langit mulai menunjukkan tanda-tanda perubahan, dan angin membawa bisikan awan gelap, masyarakat Lumajang dihadapkan pada sebuah ujian alam yang mengingatkan ketenangan akan kekuatan dan ketangguhan bersama.

Periode 18 hingga 27 Mei 2025 diperkirakan akan menjadi masa di mana cuaca ekstrem melanda wilayah Jawa Timur, termasuk Lumajang. Namun, di balik potensi hujan deras dan angin kencang, tersimpan peluang berharga untuk memperkuat solidaritas dan kesiapsiagaan.

Cuaca ekstrem yang diprediksi bukan sekadar ancaman, melainkan panggilan bagi seluruh warga Lumajang untuk berinovasi dalam menghadapi tantangan.

Bupati Lumajang  Indah Amperawati, telah menggerakkan seluruh sumber daya untuk memastikan respons cepat dan efektif. Namun, kesiapsiagaan tidak hanya bergantung pada pemerintah.

“Kami telah berkoordinasi erat dengan BPBD dan seluruh pihak terkait. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk memastikan keselamatan warga. Tetaplah tenang, saling mengingatkan, dan mari kita hadapi ini dengan kebersamaan,” kata Bupati Lumajang yang akrab disapa Bunda Indah melalui sambungan telepon, Rabu (21/5/25).

Inilah saatnya masyarakat mengembangkan sistem peringatan mandiri, memanfaatkan teknologi sederhana seperti aplikasi pesan singkat dan media sosial untuk berbagi informasi secara real-time.

Kata dia, fenomena cuaca yang dipicu oleh pola angin dan gelombang atmosfer ini mengingatkan bahwa alam adalah guru terbaik. Ia mengajarkan pentingnya adaptasi dan kehati-hatian.

“Masyarakat Lumajang diajak untuk tidak hanya menunggu informasi dari BMKG, tetapi juga aktif memantau lingkungan sekitar, mengenali tanda-tanda alam seperti perubahan warna langit dan suara angin yang berbeda,” katanya.

Bunda Indah mengingatkan, bahwa ketenangan dan kebersamaan adalah kunci utama melewati masa sulit. “Cuaca ekstrem bukan hal baru bagi kita. Dengan doa, kesiapsiagaan, dan semangat gotong royong, kita bisa mengubah potensi bencana menjadi kekuatan bersama,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 18 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Desa Senduro, Permata Lumajang dalam Program Berseri: dari Alam hingga Moderasi Beragama

19 Mei 2025 - 17:20 WIB

Waspada Cuaca Ekstrem, BPBD Kota Probolinggo Siapkan Peralatan dan Minta Warga Waspada

17 Mei 2025 - 16:23 WIB

Alat Berat Dikerahkan, Akses Dusun Terisolasi di Lumajang Akibat Lahar Gunung Semeru Mulai Pulih

16 Mei 2025 - 16:09 WIB

Tanggul Kampung Renteng di Lumajang Rusak, Butuh Perbaikan Segera

11 Mei 2025 - 17:13 WIB

Miris! Jalan Rusak di Plalangan Jember Baru Diperbaiki setelah 20 Tahun

10 Mei 2025 - 22:55 WIB

Masuki Musim Pancaroba, Hujan Masih Mengguyur Kota Probolinggo

9 Mei 2025 - 22:18 WIB

GOR A Yani Bakal Dipercantik, FPTI Kota Probolinggo Pindahkan Wall Climbing

9 Mei 2025 - 15:16 WIB

Amphitheater Ranu Pani Miliaran Rupiah Tak Bermanfaat bagi Lumajang

7 Mei 2025 - 17:10 WIB

Disurvei Pemprov Jawa Timur, Pemkab Probolinggo Berharap Jembatan Rusak Segera Diperbaiki

6 Mei 2025 - 14:19 WIB

Trending di Lingkungan