Lumajang, – Kabupaten Lumajang semakin serius dalam mewujudkan lingkungan hidup yang bersih, sehat, dan lestari melalui Program Desa dan Kelurahan Berseri (Bersih dan Lestari).
Pada tanggal 19 hingga 21 Mei 2025, Tim Penilai dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur turun langsung ke enam wilayah di Lumajang untuk melakukan penilaian komprehensif atas pelaksanaan program ini. Enam wilayah tersebut adalah, Desa Tempeh Tengah, Kebonagung, Kebonsari, Senduro, serta Kelurahan Jogotrunan dan Rogotrunan.
Salah satu yang menarik dari enam desa ini adalah Senduro. Desa Senduro sendiri menyimpan potensi luar biasa yang menjadikannya salah satu desa paling menarik di Jawa Timur.
Berbagai aspek mulai dari alam, budaya, hingga kerukunan antar umat beragama membentuk kekayaan yang mampu mendorong kemajuan desa secara berkelanjutan.
Senduro dikenal sebagai pintu gerbang menuju Gunung Semeru dan Bromo, dua ikon wisata alam terbesar di Jawa Timur. Salah satu destinasi andalannya adalah Puncak B29, yang dijuluki “Negeri di Atas Awan” karena pemandangannya yang memukau dan eksotis, menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Selain itu, Pura Mandara Giri Semeru Agung, pura terbesar se-Asia Tenggara yang terletak di desa ini, menjadi daya tarik wisata religi yang unik dan sarat makna spiritual.
Desa Senduro sendiri digadang-gadang menjadi contoh harmonisasi sosial yang luar biasa, ditandai dengan keberadaan Pura Mandara Giri Agung di tengah masyarakat yang mayoritas beragama Islam.
Desa ini dinobatkan sebagai Kampung Moderasi Beragama oleh Kementerian Agama RI, satu-satunya di Jawa Timur yang meraih penghargaan tersebut.
Kerukunan ini tercermin dalam penyelesaian konflik yang selalu mengedepankan musyawarah dan kesepakatan bersama, menjadikan Senduro sebagai referensi desa yang hidup rukun dan damai meski terdiri dari berbagai suku dan agama.
Maka dari itu, dengan adanya program Berseri bukan sekadar lomba, melainkan sebuah gerakan perubahan gaya hidup masyarakat yang mendorong kesadaran kolektif dalam menjaga kelestarian lingkungan secara berkelanjutan.
Penilaian yang dilakukan tim meliputi berbagai aspek penting seperti, pengelolaan sampah, konservasi air, penghijauan, serta partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan.
Kepala Bidang Pemeliharaan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lumajang, Gunawan Eko menyatakan, optimisme terhadap hasil penilaian.
“Hari ini tim penilai sudah berkeliling sesuai jadwal. Harapannya tentu semua lolos, karena memang secara lingkungan sudah menunjukkan kemajuan signifikan,” kata Gnawan saat dikonfirmasi, Senin (19/5/25).
Lebih dari sekadar aspek fisik, tim penilai juga menggali komitmen dan keberlanjutan program melalui dialog intensif dengan perangkat desa, kader lingkungan, dan warga. Hal ini menegaskan bahwa keterlibatan masyarakat menjadi kunci utama keberhasilan program Berseri.
“Lingkungan bersih bukan hasil proyek sesaat, tapi buah dari kesadaran dan gotong royong yang terus tumbuh,” pungkas Gunawan. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra