Menu

Mode Gelap
Siang Bolong, Maling Obok-obok Pasar Grati Lumajang, 7 Tabung Elpiji Raib Persempit Peredaran Rokok Ilegal di Probolinggo, Bea Cukai Masifkan Sosialisasi lewat Radio 1.854 Pelamar PPPK Tahap II Tidak Lulus Seleksi, Wali Kota Probolinggo Janjikan Pengangkatan Paruh Waktu Pemkab Jember Perluas Layanan Wadul Gus’e untuk Akses Kesehatan GOR A. Yani Kota Probolinggo Dirancang jadi Sentra Kuliner, Libatkan 117 PKL Otsuka Group Luncurkan Program ‘Mental Ease at Workplaces’, Apa itu?

Kesehatan · 7 Mei 2025 20:13 WIB

Kisah Haru Siti Aminah, Balita 3 Tahun di Lumajang, Berjuang Melawan Penyakit Berat


					Siti Aminah, balita berusia 3 tahun yang tengah berjuang melawan berbagai penyakit berat.  (Foto: Istimewa). Perbesar

Siti Aminah, balita berusia 3 tahun yang tengah berjuang melawan berbagai penyakit berat. (Foto: Istimewa).

Lumajang, – Dari sebuah gang kecil di Desa Condro, Kecamatan Pasirian, terdengar tangisan pilu Siti Aminah, balita berusia 3 tahun yang tengah berjuang melawan berbagai penyakit berat.

Tubuh mungilnya yang hanya seberat 5,7 kilogram tampak lemah, bibir dan tangan kecilnya kebiruan akibat kelainan jantung bawaan yang dideritanya.

Siti Aminah lahir dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Selain menderita kelainan jantung bawaan, ia juga lahir tanpa anus sehingga harus menjalani operasi untuk membuatkan anus di perutnya.

Kakinya pun tidak tumbuh sempurna, terutama kaki kanan yang tidak memiliki lutut dan tampak lunglai tanpa tulang. Ibunya, Linatur Rohmah dengan penuh kesabaran merawat putrinya yang tak kunjung bisa berbicara itu.

“Dia sering sesak napas saat menangis, jadi saya harus selalu sedia oksigen di rumah,” kata Linatur sambil menggendong Siti Aminah, Rabu (7/5/25).

Kondisi Aminah yang tergolong stunting membuat penanganan medis lebih lanjut tertunda. Dokter meminta agar berat badannya naik dulu agar bisa menjalani perawatan jantung yang sangat dibutuhkan.

Namun, keterbatasan ekonomi keluarga menjadi kendala besar. Ayahnya, Joko Syamsul, hanya bekerja sebagai pencari madu hutan dengan penghasilan yang tidak menentu, sementara Linatur hanya ibu rumah tangga yang mengurus tiga kakak Aminah yang masih sekolah.

“Kadang dapat madu satu liter, kadang seminggu tidak dapat apa-apa,” ujar Linatur.

Meski begitu, harapan Linatur tetap besar agar putrinya bisa sembuh dan bermain seperti anak-anak lain seusianya.

“Dia paham kalau diajak bicara, tapi belum bisa bicara. Saya ingin dia cepat sembuh supaya bisa bermain dan sekolah,” katanya penuh harap.

Setiap bulan, Siti Aminah rutin menjalani pemeriksaan di RSUD Pasirian. Sisi lain keluarganya terus berjuang memenuhi kebutuhan gizinya agar berat badannya naik. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 45 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional

16 Juni 2025 - 10:58 WIB

Covid-19 Kembali Mengintai, Dinkes Jember Minta Warga Tidak Panik

12 Juni 2025 - 18:01 WIB

Tiga Tahun Mangkrak, Klinik NU Jember Akhirnya Resmi Dibuka

5 Juni 2025 - 18:15 WIB

Bunda Indah: Masker Tetap Wajib, Antisipasi Covid-19 dan Polusi Udara di Lumajang

5 Juni 2025 - 15:40 WIB

Isu Merebak di Jember, BPJS Kesehatan Tolak Biayai Pasien DBD

29 Mei 2025 - 20:47 WIB

Pemkab Jember Waspadai Lonjakan Covid-19 di Asia, Skrining Ditingkatkan

23 Mei 2025 - 20:18 WIB

Empat Bulan, 163 Warga Kota Probolinggo Terjangkit TBC

20 Mei 2025 - 16:58 WIB

Cegah PMK, Ternak yang Bakal Masuk Probolinggo Divaksin Massal

17 Mei 2025 - 08:18 WIB

Jelang Idul Adha, DPKPP Kota Probolinggo Dapat Tambahan 1.400 Dosis Vaksin PMK

6 Mei 2025 - 18:10 WIB

Trending di Kesehatan