Menu

Mode Gelap
Sungai Diubah Jadi Daratan, Lahan Negara 9.600 Meter Persegi di Lumajang Hilang Gudang Produksi Mebel di Pasuruan Terbakar, Penyebab Belum Diketahui Karnaval Berujung Maut, Bupati Lumajang Akan Evaluasi Sound Horeg Viral! Video Detik-Detik Warga Lumajang Tersungkur Saat Karnaval Sound Horeg Marsda Anumerta Fajar Adriyanto Dimakamkan di Probolinggo KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim

Ekonomi · 10 Sep 2024 15:39 WIB

Serangan Hama Tikus Tak Menyurutkan Petani Lumajang Tetap Tanam Padi


					Di tengah serangan hama tikus yang menyerang lahan padi dan jagung. Perbesar

Di tengah serangan hama tikus yang menyerang lahan padi dan jagung.

Lumajang, – Di tengah serangan hama tikus yang menyerang lahan padi dan jagung, petani Lumajang tetap menanam padi untuk menafkahi keluarganya.

Salah satunya yakni, petani di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

Kebanyakan petani Desa Sumberwuluh lebih memilih menanam padi. Meski ancaman masih menghantui, sebagian petani mulai memberanikan diri kembali menanam padi.

“Mata pencaharian saya dari hasil tani. Kalau tidak ditanami, kita mau peroleh pendapatan dari mana lagi,” kata Riyanto petani padi di Desa Sumberwuluh, Selasa (10/9/24).

Meski mengetahui risiko yang dihadapi, Riyanto memilih untuk terus melanjutkan usahanya di bidang pertanian padi.

“Karena baginya, berhenti bercocok tanam bukanlah pilihan yang mudah,” katanya.

Namun, tidak semua petani memiliki keberanian yang sama. Arif, petani lainnya, memilih untuk tidak menanam padi kembali tahun ini.

Trauma akibat serangan hama tikus yang merusak seluruh hasil panennya masih membekas dalam ingatannya.

“Saya akan beralih ke tanaman lainnya saja. Tahun ini saya gagal panen karena hama tikus. Selain itu, harga pupuk juga tidak sesuai yang kami harapkan,” keluh Arif.

Pandangan Arif mencerminkan keresahan sebagian besar petani di desa tersebut. Biaya produksi yang semakin meningkat, terutama harga pupuk, menjadi tantangan tambahan bagi mereka.

“Ketidakpastian hasil panen semakin memperburuk situasi, membuat banyak petani enggan mengambil risiko yang terlalu besar,” jelasnya

Namun, tantangan tidak hanya datang dari hama tikus dan hewan predator yang semakin berkurang. Perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu juga turut menyulitkan petani dalam mengelola lahan mereka.

“Kondisi tanah yang sering berubah karena faktor cuaca ekstrem, seperti banjir atau kekeringan, membuat upaya bercocok tanam semakin rumit,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 50 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06

3 Agustus 2025 - 10:11 WIB

Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

3 Agustus 2025 - 09:39 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Berkah Piodalan, Omzet UMKM dan Home Stay di Senduro Puluhan Juta

23 Juli 2025 - 16:31 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Trending di Ekonomi