Menu

Mode Gelap
Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris Asyik! Pemkab Probolinggo Fasilitasi Kuliah Gratis plus Uang Saku di Unitomo Surabaya Dua Pekan, 1.320 Orang di Kabupaten Probolinggo Langsungkan Pernikahan Pria asal Tiris Dibacok Di Mayangan Probolinggo, Salah Sasaran? Toyota Avanza Warga Alassumur Kulon Probolinggo Terbakar, Kerugian Ratusan Juta Kakak-beradik Atlet Balap Motor asal Kota Probolinggo Sabet 2 Medali Porprov Jatim 2025

Lingkungan · 17 Jul 2024 17:44 WIB

Mengapa Fenomena Embun Upas Terjadi di Bromo? Begini Penjelasannya


					LANGKA: Fenomena langka berupa Embun Upas terjadi di kawasan wisata Bromo sejak beberapa hari terakhir. (foto: Hafiz Rozani). Perbesar

LANGKA: Fenomena langka berupa Embun Upas terjadi di kawasan wisata Bromo sejak beberapa hari terakhir. (foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Saat ini hampir seluruh wilayah di Indonesia mengalami fenomena suhu sangat dingin di malam hari tak terkecuali di wilayah Probolinggo.

Bahkan akibat fenomena ini, di kawasan Lautan Pasir (Kaldera) Gunung Bromo terjadi fenomena frozen atau embun upas.

Fenomena ini sejatinya telah muncul sejak bulan Juni lalu. Namun awal bulan Juli hingga saat ini, fenomena frozen embun lebih sering terjadi, khususnya bertepatan dengan fenomena musim dingin (Jawa: bediding).

Kepala Bagian Tata Usaha BB TNBTS, Septi Eka Wardhani mengatakan, embun es atau embun upas biasa terjadi di kawasan pegunungan salah satunya di kawasan Bromo Tengger Semeru, yang terjadi antara bulan Juli-Agustus.

“Jadi fenomena ini muncul di dataran tinggi dengan ketinggian minimal 2.000 meter di atas permukaan laut, kemunculannya saat puncak musim dingin,” ujar Septi, Rabu (17/7)24).

Kemudian untuk fenomena frozzen atau embun upas ini biasanya terjadi ketika suhu mencapai di bawah 10 derajat Celcius.

Adapun kemunculannya, terjadi antara pukul 03.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB, kemudian akan mencair saat matahari mulai terbit.

Untuk itu, bagi wisatawan yang hendak ke Gunung Bromo pada saat ini untuk mempersiapkan perlengkapan, mulai jalek tebal, dan sarung tangan, atau perlengkapan penghangat tubuh lainnya.

“Imbauan kami kepada wisatawan yang datang untuk membawa perlengakapan diri yang cukup tebal, mulai jaket, hingga sarung tangan,” bebernya.

“Pada musim kemarau saat ini, wisatawan diingatkan untuk tidak menyalakan api karena rawan terjadi kebakaran hutan,” Septi menambahkan.

BB TNBTS juga membuka posko untuk pengaduan kebakaran di kawasan wisata Bromo.

Warga diminta segera berkoordinasi untuk dapat dilakukan pemadaman dengan cepat jika ada titik api. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Moch. Rochim


 

Artikel ini telah dibaca 274 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pasca Yadnya Kasada, Polres Probolinggo Kerahkan Personel Bersih-bersih Bromo

14 Juni 2025 - 20:35 WIB

Lahan Pertanian di Lereng Bromo Jarang Tersentuh Pupuk Subsidi, Pemkab Probolinggo Cari Solusi

13 Juni 2025 - 19:16 WIB

Pasca Yadnya Kasada, Satu Ton Sampah Berserakan di Kawasan Bromo

12 Juni 2025 - 16:20 WIB

Gunung Raung Erupsi, Kolom Abu Setinggi 750 Meter

11 Juni 2025 - 16:19 WIB

Ada Ritual Yadnya Kasada, Wisata Gunung Bromo Bakal Ditutup 4 Hari

28 Mei 2025 - 17:47 WIB

Inovasi Desa Purworejo Lumajang Ubah Sampah Organik Jadi Makanan Magot Bernilai Ekonomis Tinggi

28 Mei 2025 - 15:59 WIB

Dinilai Rusak Lingkungan, DPRD Jember Desak Operasional Perusahaan Tambak Dihentikan

27 Mei 2025 - 18:07 WIB

Cuaca Ekstrem Hambat Perbaikan Tanggul Kebondeli, Pemerintah Prioritaskan Keselamatan Warga

25 Mei 2025 - 18:47 WIB

DPRD Sebut Ancaman Kerusakan Makin Parah, PT Kalijeruk di Lumajang Terbukti Langgar Administrasi

25 Mei 2025 - 09:15 WIB

Trending di Lingkungan