Menu

Mode Gelap
Disidak Bupati Lumajang Terkait Dugaan Penahanan Ijazah, Kuasa Hukum PT WDX Akan Klarifikasi Turunkan Angka Stunting, Pemkab Jember Cegah Pernikahan Dini Coba Curi Motor di Pasar Maron, Lansia Diamuk Massa Disorot soal Ketimpangan Wilayah, Bupati Pasuruan: Tidak Ada Pasuruan Barat dan Timur Pariwisata Tumpak Sewu Terancam Stagnan, Homestay dan Atraksi Pendamping Tak Terkoordinasi Ketidaksepemahaman BUMDes dan Pengelola Tumpak Sewu Ancaman Serius bagi Ekonomi Lokal

Ekonomi · 29 Jul 2023 16:44 WIB

Elpiji 3 Kilogram di Lumajang Tembus Rp30 Ribu, Warga Kelimpungan


					LANGKA: Epiji 3Kg langka di sejumlah wilayah, termasuk di Kabupaten Lumajang. (foto: Asmadi) Perbesar

LANGKA: Epiji 3Kg langka di sejumlah wilayah, termasuk di Kabupaten Lumajang. (foto: Asmadi)

Lumajang,- Elpiji 3 kilogram di sejumlah daerah di wilayah Kabupaten Lumajang sudah kian sulit didapat. Tak hanya sulit, harga jualnya pun juga melangit.

Warga Desa/Kecamatan Pasrujambe, Lilik (30) menjelaskan, sudah sepekan ini ia kesulitan mendapatkan elpiji. Padahal dalam kehidupan sehari-hari, ia selalu mengandalkan elpiji untuk memasak.

Ibu satu anak ini, mengaku harus numpang ke tetangganya agar bisa memasak. Bukan hanya sehari, tapi sudah dua hari terakhir ini, ia belum mendapat tabung gas.

“Gas susah sekali sekarang mas, Saya buka facebook untuk mencari orang yang jualan tabung gas LPG, tapi gak ada yang jualan,” curhat Lilik, Sabtu (29/7/2023).

Kondisi yang sama dialami, warga yang tinggal di Desa/Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Di lereng Semeru ini, emak-emak juga mengeluhkan kesulitannya mendapatkan elpiji.

“Jika pun ada, harganya Rp30 ribu sekarang. Padahal sebelumnya hanya Rp20 ribu, kenapa sekarang kok malah naik,” keluh Mukrimah, warga Desa Senduro.

Plt Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Lumajang Muhammad Ridha memaparkan, kelangkaan gas melon tidak hanya dirasakan warga Lumajang.

Pihaknya telah melakukan pemeriksaan di lapangan, dan hasilnya, jumlah pasokan untuk Lumajang tidak ada masalah. Karena jatah yang tidak dimasukan dalam rentang waktu tertentu membuat masyarakat merasakan stoknya berkurang.

“Hal itu membuat masyarakat melakukan pembelian dalam jumlah berlebih untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaannya,” kata dia. (*)

 

Editor: Mohamad S
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris

17 Juni 2025 - 22:59 WIB

Perputaran Uang Pemotongan Hewan Kurban di Probolinggo Capai Rp 30 Miliar

14 Juni 2025 - 14:23 WIB

PHRI Lumajang Nilai Kebijakan Mendagri Buka Peluang Besar Pertumbuhan Hotel dan Restoran

8 Juni 2025 - 08:58 WIB

Terjadi Deflasi, Harga Cabai di Jember Turun Drastis

4 Juni 2025 - 01:41 WIB

Gurihnya Keripik Talas Lereng Gunung Semeru Rambah Luar Daerah

29 Mei 2025 - 17:17 WIB

Laris Sebelum Hari H, Sapi Kurban di Pasuruan Hampir Habis

28 Mei 2025 - 17:14 WIB

Disporapar Probolinggo Gelar Pelatihan Digital, Dorong Pegiat Ekonomi Kreatif Kuasai Teknologi

28 Mei 2025 - 16:43 WIB

Jual Sapi Zaman Now: Offline, Online, tetapi Tetap Bikin Dompet Tebal

27 Mei 2025 - 17:16 WIB

Menjelang Idul Adha, Harga Hewan Ternak di Lumajang Merangkak Naik

24 Mei 2025 - 18:34 WIB

Trending di Ekonomi