Menu

Mode Gelap
Satpolairud Polres Pasuruan Kota Tempati Gedung Baru di Panggungrejo Fisik Terbatas tak Halangi Para Tunanetra Unjuk Kebolehan di MTQ Jatim XXXI Jember Parkir di Selatan Alun-alun Kota Probolinggo, Motor Matic Raib Residivis Ditangkap Usai Satroni Sekolah dan TPQ Pasca Laka Maut di Jalur Bromo, Usulan Pembangunan Jalur Penyelamat Menguat Kantor KUD di Beji Pasuruan Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Budaya · 16 Jun 2022 14:25 WIB

Yadnya Kasada, Dua Dukun Pandita Dikukuhkan


					Yadnya Kasada, Dua Dukun Pandita Dikukuhkan Perbesar

Sukapura,- Setelah melalui serangkaian acara, Yadnya Kasada yang diperingati warga Tengger digelar Kamis dini hari (16/6/2022). Pada Yadnya Kasada tahun ini, ada dua dukun pandita yang dikukuhkan. Dan sama seperti tahun lalu, wisatawan dilarang menyaksikan Yadnya Kasada di kawasan Gunung Bromo.

Sejak Kamis pukul 00.01, ongkek atau hasil bumi yang akan dilarung ke kawah Gunung Bromo dari empat kabupaten, tiba di Pura Luhur Poten. Barulah sekitar pukul 02.00, prosesi upacara Yadnya Kasada digelar.

Diawali dukun pandita yang bercerita tentang kisah Roro Anteng dan Joko Seger, dilanjutkan dengan prosesi utama Yadya Kasada. Puluhan dukun dari empat kabupaten terlibat dalam pembacaan mantra.

“Dalam upacara Yadya Kasada tahun ini ada dua dukun pandita yang dikukuhnya, yakni Nur Fadli dari Desa Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang dan Sutris dari Desa Kedasih, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo yang sudah di nyatakan lulus sebelumnya,” ujar Ketua Parisada Hindu Darma (PHDI) Kabupaten Probolinggo, Bambang Suprapto.

Setelah prosesi Yadnya Kasada usai, ongkek yang berisi hasil bumi yang sebelumnya di bawa dan dikumpulkan di Pura Luhur Poten, dibawa ke bibir kawah Gunung Bromo. Selanjutnya ongkek dilarung ke dalam kawah Gunung Bromo.

“Selain permintaan dari anak ke-25 dari Joko Seger dan Roro Anteng, larung hasil bumi ini juga sebagai rasa syukur kepada leluhur karena telah diberi kesejahteraan hingga rezeki dan keselamatan selama hidup,” imbuh Bambang Suprapto.

Ketua Umum Paiketan Krama Bali yang juga hadir dalam Yadya Kasada, I Wayan Jondra, mengatakan, upacara Yadnya Kasada hingga prosesi pengukuhan dukun pandita yang diikuti mendapat antusias luar biasa dari warga Suku Tengger. Meskipun sempat hujan rintik-rintik, sehingga dua dukun pandita tersebut diharapkan dapat memandu masyatakat dengan baik.

“Untuk tradisi larung hasil bumi di kawah Gunung Bromo, hampir sama dengan upacara Mulang Pekelem di Bali, namun yang membedakan yakni prosesi upacara Yadya Kasada hingga pengukuhan dukun pandita hanya ada di Gunung Bromo. Jadi masyarakat harus datang karena upacara ini cukup bagus dan unik,” ujarnya. (*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kemeriahan Maulid Nabi di Pasuruan, Warga Berebut Barang dalam Tradisi Arebbuan

5 September 2025 - 10:53 WIB

Padepokan Fashion Carnaval Probolinggo, Kuatkan Identitas Kebudayaan Indonesia

31 Agustus 2025 - 20:40 WIB

Terinspirasi Pejuang Kemerdekaan, Peserta Tajemtra Berusia 70 Tahun ini Tuntaskan Rute 30 KM

24 Agustus 2025 - 08:33 WIB

15 Ribu Peserta Semarakkan Tajemtra 2025, Termasuk WNA China

24 Agustus 2025 - 02:02 WIB

Tajemtra 2025 Siap Digelar, 15.171 Peserta Terdaftar

22 Agustus 2025 - 19:22 WIB

Dorong Wisatawan Kenali Budaya Tengger, Bupati Gus Haris Siapkan Kalender Even di Bromo

9 Agustus 2025 - 20:51 WIB

Hari Raya Karo, 3 Desa Lereng Bromo Probolinggo Gelar Ritual Tari Sodoran

9 Agustus 2025 - 18:19 WIB

Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru

28 Juli 2025 - 19:28 WIB

Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan

28 Juli 2025 - 18:00 WIB

Trending di Budaya