Menu

Mode Gelap
Komdigi Siapkan Aturan Perlindungan Anak di Internet, Jajaki Kerjasama dengan Google Bisnis Menggiurkan! Budidaya Ikan Kerapu Keramba Menjamur di Pulau Gili Ketapang Kasus Pembunuhan Bocah 6 Tahun di Jember, Keluarga Pelaku Ngaku Terkejut Dana Desa di Lumajang Harus Dukung Program Ketahanan Pangan Kreatifitas Difabel Pertuni Probolinggo, Rajut Kain Perca jadi Keset Bernilai Jual Tinggi Rendang, Komoditas Ekspor yang Bakal Jadi Warisan Dunia

Ekonomi · 17 Sep 2024 20:38 WIB

Petani Lumajang Terus Bergerak Tingkatkan Perekonomian Lumajang


					Saat petani di Desa Jatigono memanen cabai rawit merah.
Perbesar

Saat petani di Desa Jatigono memanen cabai rawit merah.

Lumajang, – Covid-19 yang terjadi beberapa tahun yang lalu sangat berdampak buruk bagi masyarakat Indonesia. Tak terkecuali masyarakat di Kabupaten Lumajang.

Pada beberapa tahun sebelumnya, semua aktivitas di luar rumah dilarang oleh pemerintah. Otomatis, akibat larangan tersebut sektor perekonomian serta pertanian nyaris tak ada suara.

Namun, setelah pandemi mulai mereda dan masyarakat bisa kembali beraktivitas. Yayuk, petani di Dusun Sukorame, Desa Jatigono, Kecamatan Kunir, memiliki keinginan kuat untuk terus bergerak mengendalikan perekonomiannya.

Yayuk menyadari bahwa pemulihan pasca-pandemi harus dimulai dari langkah kecil namun berdampak besar.

Saat itu, ia mengajak petani lainnya untuk memulai kembali aktivitas penanaman di ladang yang telah lama kosong. Mereka menanam cabai rawit, tomat, dan berbagai jenis tanaman pangan lainnya.

Setiap harapan terus tumbuh dari penanaman benih-benih yang mereka tanam, dengan harapan hasil panennya bisa membantu mendongkrak perekonomiannya.

Tidak lama berselang, Yayuk mendengar bahwa apa yang mereka lakukan ternyata sejalan dengan yang dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lumajang.

“Alhamdulillah apa yang saya lakukan bersama petani lainnya bisa sejalan dengan Dinas Pertanian Lumajang. Dan sekarang kami sudah tidak susah lagi untuk mencari cara penanaman hingga pasca panen. Itu karena kami benar-benar dikasih bimbingan oleh dinas,” kata Yayuk, Selasa (17/9/2024).

Sementara Burhan, pedagang cabai rawit di Pasar Kunir mengungkapkan, meski harga cabai rawit murah, setidaknya untuk mengendalikan perekonomian terus berjalan.

“Kalau soal harga cabai rawit murah itu, sudah biasa, kan itu musiman, kadang mahal ya kadang murah. Saya sebagai pedagang tidak mempersoalkan soal harga, yang penting perekonomian terus berjalan,” ungkapnya.

Sekedaemr diketahui, harga cabai rawit di pasaran terbilang relatif murah. Cabai rawit merah harganya Rp28 ribu per kilogram (kg), cabai rawit hijau Rp13 ribu per (kg), dan cabai rawit putih harganya hanya Rp12 ribu per (kg).

Sementara itu, Kepala DKPP Lumajang, Retno Wulan Andari mengatakan, pihaknya bersama petani di Desa Jatigono memilih panen cabai rawit merah. Hal itu bertujuan untuk menaikan harga cabai rawit.

“Sebelum dilakukan pembinaan, kebanyakan petani memanennya dicampur, ada yang merah, hijau dan putih. Kalau sekarang kami selaku Dinas Pertanian menganjurkan untuk panen cabai rawit merah saja,” tutur Retno. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 130 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Imbas Polemik Penjualan LPG 3 Kg, Stok di Pangkalan Berkurang Drastis

4 Februari 2025 - 18:38 WIB

Warga Lumajang Keluhkan Harga LPG 3 Kg Capai Rp22 Ribu

4 Februari 2025 - 09:20 WIB

Kabupaten Lumajang Berada di Bawah Ambang Batas Perubahan Harga IPH

23 Januari 2025 - 13:43 WIB

LPG 3 Kg Naik Jadi Rp 18 Ribu, Pertamina Diminta Perbanyak Pangkalan

16 Januari 2025 - 17:30 WIB

Mulai Hari Ini Harga LPG 3 Kg Naik Rp2.000

15 Januari 2025 - 13:00 WIB

Harga Cabai Rawit Mahal, Petani Justru Mengeluh Gagal Panen karena Cuaca Hujan

14 Januari 2025 - 16:18 WIB

Pangdam V Brawijaya Dorong Jatim Produksi 2 Juta Ton Beras

10 Januari 2025 - 19:05 WIB

Harga Cabai Rawit di Kota Pasuruan Tembus Rp 120 Ribu Per Kilogram

7 Januari 2025 - 15:23 WIB

Musim Hujan, Harga Cabai Rawit di Kota Probolinggo Melesat hingga Rp100 Ribu/kg

6 Januari 2025 - 20:00 WIB

Trending di Ekonomi