Menu

Mode Gelap
Jalur Gumitir Dibuka Lebih Awal, DPRD Jember Ingatkan Pengguna Jalan Soal Hal ini Satu Pelaku Pembacokan di Jalur Bromo Ditangkap, Aroma Cinta Segitiga Menguap Komplotan Curanmor di Lumajang Bobol Garasi dan Gondol Pick Up Tolak Balapan, Pemuda Lumajang Jadi Korban Kekerasan di Jalan Status WhatsApp Berujung Maut, Dendam Cinta Lama Berakhir Tragis di Lumajang Kabar Baik! Jalur Gumitir Jember-Banyuwangi Bisa Dilintasi Mulai 4 September 2025

Budaya · 19 Mei 2024 17:42 WIB

Ratusan Perkutut se-Jatim Adu Kicau di Probolinggo, Diwarnai Ritual Mistis


					ADU KICAU: Suasana lomba perkutut se-Jatim yang digelar di Desa Sumberkedawung, Kec. Leces. Kab. Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani). Perbesar

ADU KICAU: Suasana lomba perkutut se-Jatim yang digelar di Desa Sumberkedawung, Kec. Leces. Kab. Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Ratusan penggemar burung Perkutut se-Jawa Timur turut ambil bagian dalam perlombaan perkutut yang digelar di lapangan di Desa Sumberkedawung, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, Minggu (19/5/24).

Perlombaan ini digelar salah satunya untuk melestarikan burung yang identik dengan kepercayaan kejawen dan hal gaib tersebut.

Lomba perkutut yang digelar sejak pagi menarik animo para penggemar perkutut di Jawa Timur. Hingga pendaftaran ditutup, sebanyak 900 peserta ikut lomba perkutut.

Para peserta datang dari area Probolinggo, Kediri, Jember, Lumajang, Madiun hingga Surabaya. Karena burung perkutut ini identik dengan hal mistis, sebelum lomba, panitia melakukan ritual.

Ritual berbau mistis itu bertujuan untuk menghilangkan penggunaan praktik perdukunan atau ilmu hitam dalam memenangkan burung tertentu.

Adapun kelas yang diperlombakan yakni, kelas Gacoran Poin 50, Gacoran Poin 75, Gacoran Poin 150, Gacoran Poin 200, dan Gacoran VIP, Gacoran A, dan Gacoran Bebas.

Penyelenggara lomba, Abu Hasan menyebut, lomba digelar untuk mengangkat jenis perkutut lokal. Sebab menurut nenek moyang, burung perkutut mendatangkan rezeki dan juga keselamatan.

“Perlombaan ini digelar karena perkutut jenis lokal saat ini banyak digemari. Harapannya perkutut lokal ini semakin digemari,” ujar Abu Hasan.

Adapun penilaian perlombaan ini yakni, durasi bunyi perkutut selama 20 menit dengan pemberian poin maksimal di setiap kelasnya.

Selain itu penilaian suara burung perkutut ini yakni, suara depan, tengah, ujung, irama, dan dasar suara.

Peserta asal Blitar, Wilda Arka Bagus dan peserta asal Pasuruan, Ramayanan mengatakan, untuk mengikuti lomba ini tidak ada persiapan khusus, hanya pemberian jamu dan latihan rutin.

“Tidak ada persiapan khusus untuk mengikuti perlombaan di Probolinggo. Bahkan tak hanya sekali ikut lomba namum sudah beberapa kal. Alhamdulillah sudah pernah menang lomba,” ujar peserta perempuan ini. (*)

 

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Haliza

Artikel ini telah dibaca 144 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Padepokan Fashion Carnaval Probolinggo, Kuatkan Identitas Kebudayaan Indonesia

31 Agustus 2025 - 20:40 WIB

Terinspirasi Pejuang Kemerdekaan, Peserta Tajemtra Berusia 70 Tahun ini Tuntaskan Rute 30 KM

24 Agustus 2025 - 08:33 WIB

15 Ribu Peserta Semarakkan Tajemtra 2025, Termasuk WNA China

24 Agustus 2025 - 02:02 WIB

Tajemtra 2025 Siap Digelar, 15.171 Peserta Terdaftar

22 Agustus 2025 - 19:22 WIB

Dorong Wisatawan Kenali Budaya Tengger, Bupati Gus Haris Siapkan Kalender Even di Bromo

9 Agustus 2025 - 20:51 WIB

Hari Raya Karo, 3 Desa Lereng Bromo Probolinggo Gelar Ritual Tari Sodoran

9 Agustus 2025 - 18:19 WIB

Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru

28 Juli 2025 - 19:28 WIB

Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan

28 Juli 2025 - 18:00 WIB

Dari Tumpeng hingga Sayuran, Warga Berebut Isi Jolen Penuh Kegembiraan

28 Juli 2025 - 14:24 WIB

Trending di Budaya