MULTIGRADE CLASS: Siswa-siswi SDN Sariwani II sedang bermain di halaman sekolah. (foto: Hafiz Rozani)

Kekurangan Guru, 116 SD di Probolinggo Terapkan Multigrade Class

Probolinggo,- Minimnya guru dan siswa serta medan yang kurang bersahabat, membuat Pemerintah Kabupaten Probolinggo menerapkan sekolah multigrade class. Sejauh ini, total ada 116 Sekolah Dasar (SD) yang menggunakan metode kelas rangkap.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nur Jayadi menjelaskan, sekolah multigrade di Kabupaten Probolinggo mayoritas tersebar di kawasan pegunungan.

Sejumlah kecamatan yang menerapkan sekolah model kelas rangkap ini diantaranya wilayah Kecamatan Sukapura, Sumber, Kuripan, Tiris dan Krucil. Hingga awal Oktober 2023, ada 116 SD menerapkan metode ini.

“Hingga saat ini sudah ada total 116 sekolah dasar di Kabupaten Probolinggo yang menerapkan pembelajaran multigrade sebagai alternatif kurangnya tenaga pengajar, siswa hingga Medan yang sulit,” kata Dwijoko, Selasa (3/10/23).

Dwijoko menambahkan, selain menjadi alternatif pembelajaran, sekolah yang menerapkan multigrade ini menjadi wisata pendidikan di Kabupaten Probolinggo.

Contohnya SDN Ngadisari 2, di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, yang beberapa kali mendapat kunjungan dari wisatawan.

“Kedepan kita akan bekerja sama dengan Dinas Pariwisata, serta pelaku jasa wisata sehingga wisatawan yang datang ke Bromo juga bisa berwisata ke sekolah yang menerapkan pembelajaran multigrade, ini cukup unik dan bagus ini,” ujar dia.

Di lereng Gunung Bromo, pilot project sekolah multigrade class adalah SDN Sariwani II, di Desa Sariwani, dan SDN Sukapura III di Desa Sukapura, Kecamatan Sukapura.

“Dalam metode ini, zistem getok tular atau tutor sebaya itu langsung terjadi. Sehingga antara kelas rendah dan kelas di atasnya tidak ada persaingan, melainkan sama-sama belajar,” jelas guru kelas I dan II SDN Sariwani II, Sumardi.

Dijelaskan Sumardi, strategi kelas rangkap sangat efektif untuk tetap menjalankan pendidikan dasar. Bahkan di daerah dengan kondisi geografis yang sangat sulit sekalipun.

Baca Juga  Sambut Tahun Baru, Ini Yang Dilakukan Mahasiswa Unuja

“Multigrade class ini membuat siswa makin bergairah dalam belajar karena adanya tutor sebaya itu tadi,” pungkas Sumardi. (*)

 

 

Editor: Mohamad S
Publisher: Moh. Rochim

Baca Juga

Exfesh 2024 di Genggong Tuntas, ini Dia Para Jawaranya

Probolinggo,- Kompetisi antar pelajar Excellent Festival of SMA Unggulan Haf-Sa (Exfesh) di lingkungan Pesantren Zainul …