Loemadjang Mbiyen, Menikmati Romantisme Lumajang di Era Kolonial

Lumajang,- Proklamator RI, Soekarno, mempopulerkan sebuah istilah yang disebut ‘Jas Merah’, yang artinya Jangan Sesekali Melupakan Sejarah. Sejarah dinilai amat penting, karena menjadi identitas yang melekat, baik personal maupun kelompok.

Memahami pentingnya sejarah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang pun menggelar event Loemadjang Mbiyen, Jumat (22/12/22) sore, yang bertempat di kawasan PG Jatiroto, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang.

“Melalui Lumajang Mbiyen kita ekspose heritage dan kenangan masa lalu Kabupaten Lumajang,” kata Bupati Lumajang, Thoriqul Haq.

Kawasan PG. Jatiroto dipilih karena merupakan salah satu pabrik gula terbesar di Indonesia dan merupakan peninggalan kolonial Belanda. Bupati berharap event ini mampu membangkitkan perekonomian masyarakat sekitar.

“Terima kasih yang telah berpartisipasi, masyarakat bisa datang, yang jualan bisa jualan, kalau masuk PKL pedagang kecil diberikan tempat supaya ekonomi lebih tumbuh dan berjalan,” ujarnya.

Menurutnya, pemilihan lokasi event Lumajang Mbiyen ini mampu membangkitkan kenangan masa lalu. “Apresiasi teman-teman panitia nuansa jaman dulunya terasa,” puji Cak Thoriq.

Thoriq menambahkan, event ini digelar selama tiga hari, sejak tanggal 23 hingga 25 Desember 2022. Lumajang Mbiyen dikemas tematik 4 zona, yakni zona hiburan, zona pasar rakyat, zona heritage dan zona Pedagang Kaki Lima (PKL).

“Pasar rakyat diisi oleh UMKM, lembaga dan masyarakat, 80 persen adalah masyarakat Jatiroto,” sebut Cak Thoriq.

Salah satu pengunjung Loemadjang Mbiyen, Dian Rahmawati mengaku sangat senang dengan event ini. Selain sebagai sarana hiburan, juga untuk edukasi bagi anak-anaknya.

“Jadi anak-anak yang diajak ke sini mendapat tambahan pengetahuan yang bermanfaat, kami dapatkan rasa kekeluargaan, jarang berkumpul namun kita bisa berkumpul dengan baju tempo dulu sehingga terasa saling bersaudara,” urai Dian.

Baca Juga  Ada Haul Bung Karno, GMNI Probolinggo 'Nyekar'

“Perasannya senang, bisa pakai baju zaman dulu, karena sebelumnya gak tahu dan sekarang menjadi tahu, baru pertama kali ke sini,” ia menambahkan.(*) 

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: Zainul Hasan R

Baca Juga

Bibibi, Tradisi Membagikan Makanan Jelang Lebaran yang Tak Lekang Waktu

Probolinggo,- Ada tradisi unik yang dilaksanakan menjelang Hari Raya Idul Fitri yakni, Bibibi. Tradisi membagikan …