Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Ekonomi · 28 Sep 2022 15:13 WIB

Kabag Perekonomian Sebut Tahun Ini Area Tanam Untungkan Petani


					Kabag Perekonomian Sebut Tahun Ini Area Tanam Untungkan Petani Perbesar

Probolinggo – Area tanam tembakau yang tidak mencapai 7.000 hektare pada tahun ini mendapat respon dari Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Probolinggo. Diyakini hal ini akan berdampak pada roda perekonomian petani tembakau setempat.

Kabag Perekonomian, Susilo mengatakan, area tanam tembakau seharusnya sesuai dengan kebutuhan gudang. Agar, harga tembakau relatif stabil.

“Tinggi rendahnya harga tembakau itu tergantung produksi dan kebutuhan gudang. Tahun kemarin area tanamnya mencapai 9.000 hektare, itu melebihi kebutuhan gudang, sehingga harganya tidak terlalu mahal,” katanya, Rabu (28/9/2022).

Hal tersebut menurutnya terjadi lantaran sistem penjualan tembakau menggunakan konsep legopoli atau tidak semua orang bisa membeli. Sehingga patokan harga akan ditentukan oleh jumlah barang yang tersedia.

“Tata niaga tembakau ini tidak semua orang bisa beli. Beda dengan tanaman pangan. Tembakau ini, hanya gudang kan yang mau nampung, makanya jika produksinya kurang, harganya akan naik,” paparnya.

Dengan berkurangnya area tanam tembakau saat ini pun ia meyakini akan mampu memperbaiki perekonomian petani tembakau setempat.
Sebab, harga yang dipatok gudang tentunya akan lebih mahal daripada sebelumnya.

“Dengan area tanam tahun ini, petani mempunyai nilai tawar yang tinggi, jadi bagus untuk petani, terbukti harganya mahal,” katanya.

Sementara itu, Lukman Hakim, petani tembakau di Desa Sambirampak Kulon, Kecamatan Kotaanyar mengaku, cukup senang dengan harga tembakau tahun ini. Pasalnya, dirinya dapat menikmati hasil dari jerih payah merawat tanaman tembakaunya selama berbulan-bulan.

“Alhamdulillah meski pupuk mahal, modal bisa balik. Bahkan bisa menabung dari hasil penjualannya,” ujarnya.(*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06

3 Agustus 2025 - 10:11 WIB

Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

3 Agustus 2025 - 09:39 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Berkah Piodalan, Omzet UMKM dan Home Stay di Senduro Puluhan Juta

23 Juli 2025 - 16:31 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Trending di Ekonomi