Bocah Desa Jatiurip Isi Tahun Baru dengan Permainan Tradisional

KREJENGAN,- Berbagai cara dilakukan anak-anak untuk mengisi hari libur tahun baru 2022. Biasanya warga beramai-ramai mengunjungi tempat wisata tetapi tidak demikian dengan anak-anak di Desa Jatiurip, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo.

Anak-anak di Dusun Lumur, Desa Jatiurip itu merayakan liburan tahu baru dengan bermain permainan tradisional nusantara di kampung halaman mereka. Meskipun dengan bekal apa adanya, namun keceriaan tetap muncul di raut bocah-bocah di sana.

Ditemani oleh pengurus “Sanggar Belajar Sejati”, permainan tradisional yang disajikan dalam kegiatan untuk anak-anak sekitar, seperti Uncal Sarung atau lempar sarung, Balang Watu, Balap Sarung, Wenga, Bakiak Panjang, Damparan dan Kelompen Batok.

Menyajikan permainan tradisional yang saat ini hampir tidak dikenali oleh anak-anak di era elektronik itu tidak membutuhkan alat-alat canggih. Dan tentu saja tidak usah mengelurakan biaya banyak. Hanya berbekal bambu, batu, dan juga sarung itu sudah bisa dimainkan.

“Lebih asyik lah pokoknya dibandingkan dengan pergi ke tempat wisata, merayakan tahun baru di desa sendiri ternyata seru juga, apalagi sama teman-teman,” kata Amalia, salah satu peserta permainan tradisional di Sanggar Belajar Sejati, Minggu (2/1/2022).

Sementara itu, Penggerak Sanggar Belajar Sejati Desa Jatiurip, Khairul Umam mengatakan, permainan tersebut sengaja disajikannya kepada anak-anak di tempat kelahirannya, bertujuan agar di usia dini mereka tidak terlalu terlena dengan kemewahan dunia digital.

“Baru pertama kali dilakukan setelah sebelumnya kami mengikuti kegiatan Elingpiade di Sidoarjo yang diselenggarakan oleh komunitas Kampung Lali Gadget. Dari sana kami merasa tertarik, dan akhirnya kami selenggarakan di sini kegiatan yang sama,” ujar Umam.

Momentum tahun baru, menurut Umam, adalah momen yang tepat kembali mengenalkan dunia dolanan tradisional ini kepada warga dan anak-anak desa, agar tidak terlalu masuk ke dunia digital yang saat ini tidak sedikit sudah banyak anak di usai dini cenderung ke gadget.

Baca Juga  Dishub Ajukan Bangun 1 dari 3 Pos Perlintasan KA via P-APBD

“Permainan seperti ini kan sudah sangat jarang kita temui dilakukan oleh anak-anak di usia dini yang seharusnya dunianya memang main tapi karena dampak digitalisasi semuanya berubah. Oleh karena itu, komitmen kami meskipun tetap ikut zama, tapi tidak harus meninggalkan dolanan ini,” tutur Umam. (*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: A. Zainullah FT

Baca Juga

Alih Status, Dua Ribuan Wanita di Probolinggo jadi Janda

Probolinggo,- Kasus perceraian di Kabupaten Probolinggo masih cukup tinggi. Sepanjang tahun 2023, Pengadilan Agama (PA) …