PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Ratusan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Bani Rancang Desa Lemah Kembar, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo menyambut Hari Santri Nasional (HSN) dengan cara berbeda.
Mereka menggelar bakar sate massal, atraksi api hingga teatrikal perjuangan santri. Bakar sate massal atau yang mereka sebut ‘Sate Lanjheng,’ digelar di halaman pesantren dengan tungku sepanjang 50 meter, Sabtu (19/10) malam.
Daging kambing yang telah ditusuk dibakar bersama-sama oleh santri, baik putra dan putri, sehingga membentuk barisan panjang. Sekitar 10 menit kemudian, sate siap saji lantas dimakan sebagai menu polok’an (nasi yang dimakan diatas daun pisang).
“Ya senang sekali, bisa bakar sate dan makan bersama-sama. Setiap tahun, di pondok kami memang sering mengadakan kegiatan unik untuk merayakan hari santri nasional,” kata Nur Halusatul Jannah, santri asal Desa Jatisari, Kecamatan Kuripan.
Pengasuh Ponpes Bani Rancang, Gus Agus Hasan Muktasim Billah menjelaskan, bakar sate massal digelar sebagai wujud syukur santri atas ditetapkannya HSN setiap tanggal 22 Oktober oleh pemerintah.
“Ini bentuk syukur kita atas penetapan hari santri nasional oleh pemerintah. Artinya, pemerintah mengakui jasa-jasa pesantren, khusus santri dalam membangun, mengembangkan dan menjaga negara ini,” terang Gus Hasan.
Sementara atraksi api yang dipamerkan seusai bakar sate massal, menurut Gus Hasan, sebagai bukti bahwa santri itu jaduk (jago). Atraksi yang dilakukan pagar nusa ini meliputi sembur api dan perang api diatas pentas.
“Santri itu jaduk, pemberani dan bisa diandalkan yang ditunjukkan melalui atraksi api. Selain itu, kami juga akan tampilkam teatrikal perjuangan santri zaman dulu, sebagai refleksi bagi santri saat ini,” papar Gus Hasan.
Sekedar informasi, bakar sate massal dan atraksi api di Ponpes Bani Rancang, menjadi rangkaian peringatan HSN 2019 di Kecamatan Sumberasih. Puncak acara HSN, kembali akan digelar di pesantren tersebut bersama Muspika Kecamatan Sumberasih pada 22 Oktober nanti. (*)
Penulis : Moh. Rochim
Editor : Efendi Muhammad