PANTURA7.com | Beritanya Nyata! Beritanya Nyata
Related Articles
PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Pengasuh Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Allah, tak henti-hentinya memberikan motivasi kepada santri dan peserta didik yang bernaung dibawah yayasan pesantrennya.
Terbaru, kiai yang dikenal kharismatik ini memberikan injeksi motivasi bagi ratusan mahasiswa baru Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Zainul Hasan yang menjadi Peserta Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PK2MB) Tahun 2019, Kamis (29/8).
Kiai Mutawakkil mengatakan, mahasiswa jurusan hukum, khususnya mahasiswa STIH Zainul Hasan harus menjadi generasi bangsa yang menjadi pioner, visioner, aspirator, khususnya dalam penegakan hukum. Sebab, jelasnya, perintah penegakan hukum merupakan syariat Allah SWT dan Rasulullah SAW.
“Perintah penegakan hukum ini, merupakan syariat dari Allah dan Rasulullah kepada semua umat Islam. Dalam proses penegakan hukum tidak boleh pandang bulu, yang benar harus dikatakan benar, yang salah harus dikatakan salah,” ujar Kiai Mutawakkil.
Dalam konteks interaksi sosial, lanjutnya, supremasi hukum harus menjadi acuan dalam tatanan kehidupan masyarakat yang mapan. “Islam sudah mengaturnya, disamping penanaman ideologi juga penegakan hukum,” tutur mantan Ketua PWNU Jawa Timur ini.
Lebih jauh, Kiai Mutawakkil meminta mahasiswa di STIH Zainul Hasan tak menjadi praktisi hukum yang pragmatis. Dalam arti, melakukan jual beli hukum dan mengendepankan penegakan hukum untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu.
“Jangan sampai mahasiswa hukum Genggong punya niat, saya ingin pintar ilmu hukum biar bisa jual beli hukum Akhirnya yang dijual bukan hukumnya tapi kalian yang dijual oleh orang. Harapan saya, cari ridho Allah, syafaat Rasulullah dan barokahnya guru,” wanti Kiai Mutawakkil.
Kiai Mutawakkil mengibaratkan, mahasiswa yang belajar ilmu hukum bak manusia berhati kakbah. “Mudah-mudahan ilmunya bermanfaat, bisa membahagiakan keluarga dan masyarakat melalui penegakan hukum. Ingat ya nak, kuliah hukum, hati kalian kakbah,” pungkasnya. (*)
Penulis : Moh. Ahsan Faradies
Editor : Efendi Muhammad
