Menu

Mode Gelap
Kapolres Probolinggo Tinjau Lokasi Terdampak Gempa di Tiris, Salurkan Bantuan Top Up Barcode Subsidi Wajib Lewat Bank Jatim, Penambang Pasir Lumajang Kini Harus Legal Top Up Barcode Subsidi Harus Lewat Verifikasi Izin Tambang, BPRD Terapkan Skema Baru Polisi Ringkus Tiga Terduga Pembunuh Korban yang Ditemukan di Sungai Pasuruan Menatap Masa Depan Lumajang Melalui Lensa Anak Muda Peduli Gempa Tiris, Bupati Gus Haris Tinjau Langsung dan Salurkan Bantuan

Lingkungan · 30 Des 2018 09:27 WIB

Operator Wisata Sebut Snorkeling Gili Aman Dikunjungi


					Operator Wisata Sebut Snorkeling Gili Aman Dikunjungi Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Geliat wisata snorkeling di Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, mendadak lesu pasca bencana tsunami yang melanda Selat Sunda, pekan lalu. Dilain pihak, pelaku wisata optimis pantai Gili Ketapang aman dari tsunami ataupun bencana laut lainnya.

Salah satu operator penyedia jasa snorkeling Gili Ketapang, Mushonif Kamil (28) menjelaskan, secara geografis Pulau Gili Ketapang berbeda dengan Selat Sunda. Jika Selat Sunda berpaparan langsung dengan laut selatan atau Samudera Hindia, maka Pulau Gili berada di pantai utara, tepatnya perairan Selat Madura.

“Ombaknya disini tenang, tak terlalu besar. Juga banyak tebing (Pulau Madura, red) sebelum berhadapan langsung dengan laut Jawa. Saya kira disini aman untuk dikunjungi,” kata pria yang akbrab dipanggil Kamil ini, Minggu (30/12/2018).

Salah seorang wisatawan saat bersnorkeling menikmati alam bawah laut Pulau Gili Ketapang. (Foto : Dik PANTURA7.com)

Kamil tak menampik bahwa bencana tsunami yang melanda kawasan Banten dan Lampung itu, juga mengakibatkan ‘bencana’ terhadap sektor wisata di Pulau Gili. Betapa tidak, jumlah kunjungan wisata menurun drastis hingga diatas 50 persen dibandingkan saat kondisi normal.

“Biasanya setiap operator dalam sehari melayani wisatawan diatas 100 orang, sekarang paling banyak 20 orang. Bahkan banyak yang membatalkan pesanan, katanya takut tsunami,” mantan aktifis PMII ini menjelaskan.

Menjelang libur tahun baru seperti saat ini, menurut Kamil, wisata pantai Pulau Gili biasanya penuh sesak. “Tapi tahun ini justru menurun, padahal ombak dan kondisi cuaca lebih bagus saat ini daripada tahun lalu,” pungkasnya.

Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Probolinggo Prijo Djatmiko, menyebut kawasan rawan tsunami di Jawa Timur tersebar di pantai selatan karena berada di wilayah ring of fire (cincin api). Sirkum pasifik dan belahan laut hindia yang melewati pantai itu, membuat pantai selatan rawan gempa dan tsunami.

Lalu bagaimana dengan pantai utara Kota Probolinggo, Prijo menuturkan bahwa wilayah pantai utara, termasuk pantai utara Probolinggo, tidak terlalu besar potensinya. “Pantai utara, khususnya Kota Probolinggo tidak berada diatas lempengan patahan bumi dan jauh dari gunung berapi,” terangnya. (*)

 

 

Penulis : Mohamad Rochim

Editor  : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 82 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup Sementara, 17-26 Agustus

18 Juli 2025 - 14:12 WIB

Revitalisasi Pasar Besar Pasuruan Tahap II Dimulai Tahun Ini, Anggaran Capai Rp6,4 Miliar

17 Juli 2025 - 15:38 WIB

Dari Hulu ke Hilir: Menyusun Ekosistem Mitigasi di Tengah Perubahan Iklim

16 Juli 2025 - 12:26 WIB

Fenomena Embun Upas di Gunung Bromo, Sajikan Eksotika bak Pegunungan Alpen

11 Juli 2025 - 08:49 WIB

Keamanan Pendaki Ditingkatkan, TNBTS Wajibkan Gelang RFID bagi Pendaki Gunung Semeru

6 Juli 2025 - 09:33 WIB

Wamen: Dulu Instagram Saya Penuh Laporan Pungli Tumpak Sewu, Sekarang Sudah Beres

29 Juni 2025 - 20:51 WIB

GOR A. Yani Kota Probolinggo Dirancang jadi Sentra Kuliner, Libatkan 117 PKL

26 Juni 2025 - 17:45 WIB

DPRD Desak Dinas Pariwisata Lumajang Segera Intervensi dan Perbaiki Manajemen Air Terjun Tumpak Sewu

22 Juni 2025 - 09:20 WIB

Tata Ulang Kota, Pemkot Probolinggo Mulai Bongkar Bedak GOR A. Yani

21 Juni 2025 - 20:52 WIB

Trending di Lingkungan