Menu

Mode Gelap
Pekerja Migran asal Ranuagung Meninggal di Malaysia, Pemkab Probolinggo Fasilitasi Pemulangan Jenazah Innalillahi! Mr. X Ditemukan Membusuk di Jalur Pendakian Gunung Arjuno Top! Jember Marching Band Sabet 5 Emas di Kejuaraan Dunia Malaysia Kala Khofifah Turun Ke Sungai Legundi Probolinggo, Bersihkan Sampah Bersama Warga Finis di Posisi Tiga, Jember Raih 11 Medali di MTQ XXXI Jawa Timur Polisi Tetapkan 5 Tersangka Pengeroyokan di Gondang Wetan Pasuruan, Seluruhnya Pelajar

Pemerintahan · 4 Des 2018 13:48 WIB

Antisipasi Radikalisme, 30 Guru PNS Ditatar Wawasan Kebangsaan


					Antisipasi Radikalisme, 30 Guru PNS Ditatar Wawasan Kebangsaan Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Maraknya radikalisme yang berawal dari medsos, membuat Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) was-was. Sebanyak 30 guru berstatus PNS ditatar wawasan kebangsaan agar tak terjerumus pada paham dan aksi radikalisme.

Tak hanya ditatar wawasan kebangsaan, mereka diharapkan cinta tanah air dan tidak terjerumus di dunia radikalisme termasuk terorisme.

Acara berlangsung di salah satu resto di Jalan Mayjend Panjaitan. Kepala Disdikpora Mochammad Maskur mengatakan, kegiatan itu merupakan bagian dari antisipasi agar tak ada radikalisme di lingkungan pendidikan. Apalagi ini pasca ramainya polemik pawai anak TK bercadar dan bersenjata api replika.

“Ini sebagai antisipasi saja. Mereka 30 guru ditatar wawasan kebangsaan agar tidak terjerumus dalam radikalisme. Sehingga menciptakan Kota Probolinggo yang aman dan damai,” ucap Maskur Senin (4/12/2018).

Disinggung bahwa 30 guru tersebut terindikasi radikalisme, pihaknya dengan tegas membantah. “Ini antisipasi saja bahwa perlunya penguatan wawasan kebangsaan terhadap guru-guru,” tutup Mantan Kadinsos ini.

Sementara itu, turut hadir Kasat Bimas Polres Probolinggo Kota AKP Suharsono. Ia menuturkan, dikumpulkannya 30 guru tersebut memang sebahai upaya preventif dari masuknya radikalisme bagi kalangan guru.

“Memang bagian dari antisipasi radikalisme masuk dunia sekolah. Pasalnya kita akui, radikalisme mudah masuk melalui sosmed. Salah satu oknum pernah menyebarkan ajakan yang mengarah pada radikalisme beruntung sudah kita redakan,” ucap Suharsono.

Ia menambahkan, tak hanya paparan kebangsaan. Penanaman cinta tanah air dan NKRI juga menjadi komitmen bagi para guru yang hadir.

“Harapannya mereka bisa menjadi panutan dan tauladan nagi siswanya. Apalagi sebagai seorang yang digugu dan ditiru,” tandasnya. (*)

 

 

Penulis: Rahmad Soleh

Editor: Ikhsan Mahmudi

Artikel ini telah dibaca 15 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Kala Khofifah Turun Ke Sungai Legundi Probolinggo, Bersihkan Sampah Bersama Warga

20 September 2025 - 19:45 WIB

Finis di Posisi Tiga, Jember Raih 11 Medali di MTQ XXXI Jawa Timur

20 September 2025 - 16:50 WIB

Pemkab Lumajang Tanggung Biaya Perawatan Korban Kecelakaan, Bupati Langsung Kunjungi RS

19 September 2025 - 18:53 WIB

Mantab! 5.831 Honorer di Situbondo Diangkat jadi PPPK Paruh Waktu

19 September 2025 - 13:35 WIB

Lumajang Beradaptasi dengan Efisiensi Anggaran, Fokus pada Pembangunan Infrastruktur

18 September 2025 - 19:00 WIB

Pembangunan Tak Boleh Molor, DPRD Lumajang Kawal Serapan Anggaran Hingga Tuntas

18 September 2025 - 16:56 WIB

Wow! Pimpinan DPRD Kabupaten Pasuruan Bakal Dibuatkan Rumah Dinas Seharga Rp10 Miliar

18 September 2025 - 15:11 WIB

Di Lumajang, Anak-anak Bisa Pilih Menu Makan Bergizi Sendiri

17 September 2025 - 14:56 WIB

Bupati Lumajang: Pers Mitra Strategis untuk Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis

17 September 2025 - 14:36 WIB

Trending di Pemerintahan