Menu

Mode Gelap
Batu Badar Besi Semeru, Ikon Langka dari Lumajang Miris! Jalan Rusak di Plalangan Jember Baru Diperbaiki setelah 20 Tahun Fenomena Penahanan Ijazah Karyawan, Disperinaker: Zero Kasus di Kota Probolinggo Bupati Jember Ajukan Bantuan Listrik Gratis untuk 7 Ribu Warga Miskin, ini Kata PLN Dituding Sebarkan Ujaran Kebencian disertai Intimidasi, Warga Probolinggo Dipolisikan Kecelakaan Beruntun di Semambung, Dump Truck Seruduk Motor di Lampu Merah

Ekonomi · 2 Des 2018 13:35 WIB

Emak-emak di Alasnyiur Sulap Botol Bekas Jadi Hiasan Berkelas


					Emak-emak di Alasnyiur Sulap Botol Bekas Jadi Hiasan Berkelas Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Warga Desa Alasnyiur, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo, kini tak perlu bingung dengan melimpahnya sampah botol, sisa kecap ataupun sirup minuman. Sebab sampah-sampan non-organik ini, bisa dipoles menjadi komoditas mahal.

Melalui kelompok wanita Tribina, botol bekas dioles menjadi produk Decoupage. Kerajinan ini merupakan seni mendekorasi objek dengan menempelkan potongan kertas berwarna ke dalam kombinasi, dengan efek cat khusus dan elemen dekoratif lainnya.

Botol-botol bekas, selain milik sendiri dan kerabat kelompok Tribina, juga berasal dari warga Desa Alasnyiur. Beberapa anggota, rajin menjemput botol sampah ke rumah-rumah warga. Warga pun senang bukan kepalang sampah mereka ‘dibersihkan’ secara gratis.

“Gratis botolnya, pernah kita mau bayar warga yang ngasihkan botolnya seharga Rp 350 per botol, tapi malah ditolak. Ambil saja katanya,” terang Ketua Kelompok Tribina, Lana Mutmainnah, Minggu (2/12/2018).

Salah satu pesulap botol bekas saat menunjukkan hasil karyanya. (ist)

Aneka ragam dan bentuk botol bekas itu, lalu dibersihkan. Selanjutnya proses pembuatan ditempuh dengan 5 tahap, yakni dekorasi dasar, pengeringan alias pernis, penempelan kertas warna, pengeringan tahap akhir lalu finishing.

“Proses lebih cepat karena kita tidak bergantung ke sinar matahari untuk pengeringan, cukup dipernis saja. Justru yang kendala itu, ya bahan cat akrinik, karena di daerah sini gak ada, kami beli di online,” beber Mutmainnah.

Usaha yang dirintis sejak awal 2018 ini, berawal dari banyaknya botol bekas tak terpakai di desa seluas 120 hektar ini. “Awalnya pesimis, namun sekarang terbukti decoupage ini menjadi sumber penghasilan ibu-ibu disini,” ucap dia.

Harga produk decoupage, berkisar antara Rp. 25 ribu hingga 125 ribu, bergantung ukuran dan jenis kesulitan. “Kita jual manual, di toko saya dan lewat pameran. Sekarang ini kita rintis dengan sistem penjualan secara online,” tandas Mutmainnah menjabarkan.

Sementara, Kepala Desa Alasnyiur, Hasan Basri menuturkan bahwa Decoupage merupakan wujud ekonomi kerakyatan lokal. Ia berjanji bakal menopang perkembangan kerajinan botok hias itu, baik dari sisi pendampingan ataupun sokongan finansial.

“Pemerintah desa melalui dana desa (DD), akan menopang keberlangsungan kerajinan decoupage, agar menjadi salah satu tulang punggung perekonomian masyarakat, disini mayoritas bermata pencaharian sebagai petani,” Kata Basri. (*)

 

 

Penulis : Mohamad Rochim

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 54 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Fenomena Penahanan Ijazah Karyawan, Disperinaker: Zero Kasus di Kota Probolinggo

10 Mei 2025 - 20:02 WIB

Bupati Gus Haris Dorong K-Sarbumusi jadi Katalisator Kesejahteraan Buruh dan Pertumbuhan Industri di Probolinggo

9 Mei 2025 - 17:07 WIB

Pertumbuhan Ekonomi di Jember Relatif Sehat, PHK Massal Berkurang

8 Mei 2025 - 23:01 WIB

Pemkab Jember Bakal Buka Ribuan Lapangan Kerja Baru lewat Pasar Digital

8 Mei 2025 - 20:04 WIB

Sebulan Jelang Idul Adha, Harga Sapi Mulai Meroket

7 Mei 2025 - 21:25 WIB

Bupati Lumajang Tegaskan Lindungi Hak Buruh dan Siap Beri Sanksi Tegas untuk Perusahaan Nakal

7 Mei 2025 - 17:40 WIB

Menteri Wihaji Tinjau Langsung Distribusi MBG untuk Bumil dan Balita Non-PAUD di Kota Pasuruan

7 Mei 2025 - 15:36 WIB

893 Warga Kab. Probolinggo Bakal Berangkat Haji Tahun ini, Terbanyak dari Pulau Gili

5 Mei 2025 - 19:43 WIB

Baru 60 Persen Desa di Pasuruan Patuhi Laporan Digital, Kejaksaan Ingatkan Pentingnya Transparansi

5 Mei 2025 - 19:30 WIB

Trending di Sosial