Menu

Mode Gelap
Tahun ini, Pemkab Probolinggo Dirikan 129 Desa Mandiri Sebanyak 204 Bangunan Ponpes di Lumajang Belum Kantongi Izin PBG Akibat Bakar Sampah, Rumah di Talkandang Probolinggo Ludes Terbakar Gerbong Mutasi Dimulai, Bupati Probolinggo Geser 130 Pejabat Eselon III dan IV Petahunan Menuju Desa Bersinar 2025, DPRD Lumajang Dorong Replikasi Program P4GN Pinjam Uang Tak Diberi, Cucu di Pasuruan Habisi Nenek Sendiri dan Dibuang ke Sumur

Ekonomi · 2 Des 2018 13:35 WIB

Emak-emak di Alasnyiur Sulap Botol Bekas Jadi Hiasan Berkelas


					Emak-emak di Alasnyiur Sulap Botol Bekas Jadi Hiasan Berkelas Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Warga Desa Alasnyiur, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo, kini tak perlu bingung dengan melimpahnya sampah botol, sisa kecap ataupun sirup minuman. Sebab sampah-sampan non-organik ini, bisa dipoles menjadi komoditas mahal.

Melalui kelompok wanita Tribina, botol bekas dioles menjadi produk Decoupage. Kerajinan ini merupakan seni mendekorasi objek dengan menempelkan potongan kertas berwarna ke dalam kombinasi, dengan efek cat khusus dan elemen dekoratif lainnya.

Botol-botol bekas, selain milik sendiri dan kerabat kelompok Tribina, juga berasal dari warga Desa Alasnyiur. Beberapa anggota, rajin menjemput botol sampah ke rumah-rumah warga. Warga pun senang bukan kepalang sampah mereka ‘dibersihkan’ secara gratis.

“Gratis botolnya, pernah kita mau bayar warga yang ngasihkan botolnya seharga Rp 350 per botol, tapi malah ditolak. Ambil saja katanya,” terang Ketua Kelompok Tribina, Lana Mutmainnah, Minggu (2/12/2018).

Salah satu pesulap botol bekas saat menunjukkan hasil karyanya. (ist)

Aneka ragam dan bentuk botol bekas itu, lalu dibersihkan. Selanjutnya proses pembuatan ditempuh dengan 5 tahap, yakni dekorasi dasar, pengeringan alias pernis, penempelan kertas warna, pengeringan tahap akhir lalu finishing.

“Proses lebih cepat karena kita tidak bergantung ke sinar matahari untuk pengeringan, cukup dipernis saja. Justru yang kendala itu, ya bahan cat akrinik, karena di daerah sini gak ada, kami beli di online,” beber Mutmainnah.

Usaha yang dirintis sejak awal 2018 ini, berawal dari banyaknya botol bekas tak terpakai di desa seluas 120 hektar ini. “Awalnya pesimis, namun sekarang terbukti decoupage ini menjadi sumber penghasilan ibu-ibu disini,” ucap dia.

Harga produk decoupage, berkisar antara Rp. 25 ribu hingga 125 ribu, bergantung ukuran dan jenis kesulitan. “Kita jual manual, di toko saya dan lewat pameran. Sekarang ini kita rintis dengan sistem penjualan secara online,” tandas Mutmainnah menjabarkan.

Sementara, Kepala Desa Alasnyiur, Hasan Basri menuturkan bahwa Decoupage merupakan wujud ekonomi kerakyatan lokal. Ia berjanji bakal menopang perkembangan kerajinan botok hias itu, baik dari sisi pendampingan ataupun sokongan finansial.

“Pemerintah desa melalui dana desa (DD), akan menopang keberlangsungan kerajinan decoupage, agar menjadi salah satu tulang punggung perekonomian masyarakat, disini mayoritas bermata pencaharian sebagai petani,” Kata Basri. (*)

 

 

Penulis : Mohamad Rochim

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 60 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Bupati Lumajang dan TNI Serahkan Bantuan Kepada Mbok Imuk Warga Kecamatan Guculialit

6 Oktober 2025 - 13:13 WIB

Pemuda Lumajang Ubah Limbah Makanan MBG Jadi Eco Enzyme, Pupuk, dan Pakan Magot

5 Oktober 2025 - 15:10 WIB

Gerakan Sosial, NU Santuni Anak Penderita Sindromproteus di Besuk Probolinggo

5 Oktober 2025 - 14:42 WIB

Pemdes Tempeh Tengah Ajak Warga Bantu Santri Keracunan HCL

5 Oktober 2025 - 13:47 WIB

Haru dan Bahagia! Kala Bupati Gus Haris Santuni Lansia Sebatang Kara di Kraksaan

3 Oktober 2025 - 19:07 WIB

Babinsa Lumajang Patungan Perbaiki Rumah Nenek Miskin yang Tinggal di Kandang Sapi

3 Oktober 2025 - 13:38 WIB

Tak Lagi Penuhi Syarat, Ratusan Penerima Bantuan di Pasuruan Dihapus

1 Oktober 2025 - 17:27 WIB

Dinilai Tidak Hargai Makam Kyai, Warga Bongkar Bangunan Makam di Winongan Pasuruan

1 Oktober 2025 - 15:52 WIB

Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk, Pesantren di Jember Gelar Tahlil dan Istighosah

30 September 2025 - 19:32 WIB

Trending di Sosial