Menu

Mode Gelap
Angka Kemiskinan Kota Probolinggo Tahun 2025 Turun Jadi 5,69 Persen, Masuk 6 Besar di Jatim Lumajang Beradaptasi dengan Efisiensi Anggaran, Fokus pada Pembangunan Infrastruktur Wanita di Winongan Dihadang Begal, Motor, HP, dan Uang Tunai Amblas Penerbangan Perdana Jember–Jakarta Kembali Ditunda, Dijadwalkan 23 September 2025 Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing Pembangunan Tak Boleh Molor, DPRD Lumajang Kawal Serapan Anggaran Hingga Tuntas

Lingkungan · 14 Jul 2018 12:14 WIB

Tanah Uruk Tuai Polemik, Kades Pesambon Angkat Bicara


					Tanah Uruk Tuai Polemik, Kades Pesambon Angkat Bicara Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Polemik yang terjadi akibat proyek tanah urug alias Galian C di Desa Pesambon, Kecamatan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo membuat Kepala Desa (Kades) setempat angkat bicara. Sebab, menurut Kades, warga justru menyetujui aktifitas galian tersebut.

“Warga kami malah setuju dengan galian itu. Kami semua sudah sepakat pada saat melangsungkan musyawarah desa yang dilakukan sebelum penggalian dilakukan,” kata Kades Pesambon, Muhab, saat ditemui PANTURA7.com, Sabtu (14/7/2018).

Soal aksi blokade jalan yang dilakukan warga di jalan desa yang dilalui kendaraan proyek, Muhab menyebut bahwa protes itu dilakukan bukan oleh warganya. Jumlah warga yang melakukan protes pun tidak sebanyak seperti yang viral di media sosial ‘facebook’.

“Warga kami juga sempat geram dengan aksi yang dilakukan oleh dua orang yang bukan berasal dari desa ini. Yang jelas, galian C itu sudah mendapat persetujuan dari masyarakat serta oleh perangkat desa,” papar Muhab.

Sementara pengelola proyek, Fatchurrohman menegaskan bahwa pengurugan tanah yang dilakukan sejak awal Juni itu, sudah prosedural. Surat ijin operasional maupun permintaan dari warga setempat terkait dampak kerusakan lingkungan, sudah ia perhatikan sejak awal penggalian.

“Sudah sesuai prosedur mas, itu yang protes bukan warga Pesambon kok. Galian ini sudah akan selesai empat bula lagi,” tandas pria asal Desa Rangkang, Kecamatan Kraksaan ini.

Diketahui, protes dilakukan sejumlah warga di jalan Desa Pesambon, Jum’at (13/7/2018) pagi. Protes warga soal kerusakan infrastruktur jalan dan polusi udara itu dilakukan dengan memblokade jalan menggunakan kendaraan bermotor. Selain itu, warga membentangkan poster kecaman untuk menyampaikan aspirasinya. (*)

 

 

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhamad

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Angka Kemiskinan Kota Probolinggo Tahun 2025 Turun Jadi 5,69 Persen, Masuk 6 Besar di Jatim

18 September 2025 - 19:40 WIB

Penerbangan Perdana Jember–Jakarta Kembali Ditunda, Dijadwalkan 23 September 2025

18 September 2025 - 17:53 WIB

Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru

17 September 2025 - 20:06 WIB

Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

17 September 2025 - 19:52 WIB

Sidak Pembangunan Gedung Inspektorat, DPRD Kota Probolinggo Pesimis Pengerjaan Tepat Waktu

17 September 2025 - 17:27 WIB

Kemarau Basah Picu Risiko Banjir Lahar Semeru, Enam Kecamatan Masuk Zona Rawan

17 September 2025 - 16:25 WIB

Satpolairud Polres Pasuruan Kota Tempati Gedung Baru di Panggungrejo

16 September 2025 - 18:51 WIB

Pasca Laka Maut di Jalur Bromo, Usulan Pembangunan Jalur Penyelamat Menguat

16 September 2025 - 14:41 WIB

Pemandu Wisata Ilegal Diblacklist 5 Tahun dari TNBTS

16 September 2025 - 13:11 WIB

Trending di Regional