PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Keluhan terhadap limbah Pabrik Gula (PG) terus bergulir. Kali ini, giliran limbah milik PG Pajarakan yang disoal oleh warga. Warga protes karena limbah menyebabkan polusi udara dan mencemari lingkungan.
Pantauan PANTURA7.com, limbah milik PG Pajarakan, dialirkan ke sungai kecil disekitar pemukiman warga. Limbah dalam sungai mengalir dari selatan ke utara. Sistem pembuangan limbah milik PG Pajarakan ini, berbeda dengan sistem buang limbah yang dilakukan oleh PG Wonolangan dan PG Gending, yang dibuang ke tanah lapang.
Cairan limbah yang bercampur dengan air membuat aliran sungai hitam pekat. Air limbah itu bahkan menimbulkan bau tak sedap, yang membuat warga terusik. Warga juga resah karena aliran limbah dianggap mencemari lingkungan.
“Aliran air di sungai kecil itu jadi berwarna hitam pekat, dan bau busuknya menyengat. Tidak hanya itu, sepanjang saluran air limbah PG itu juga menjadi sarang nyamuk,” ungkap Kepala Dusun (Kasun) Sukunan Desa, Sukokerto, Kecamatan Pajarakan, Taufiq Arisandi, Rabu (31/10/2018)
Taufiq menambahkan, pencemaran lingkungan oleh limbah PG Pajarakan ini sudah berlangsung cukup lama. Pihaknya pun sudah pernah menyampaikan protes kepada pihak pabrik sembari meminta dibuatkan pelengsengan di sepanjang sungai aliran limbah.
“Namun sejauh ini masih belum ada realisasi. Biasanya setiap setahun sekali, karyawan PG membersihkan sungai itu. Tapi sudah 5 tahun terakhir ini tidak ada pembersihan lagi,” kata Taufiq menjelaskan.
Terpisah, Kepala RT 4 Rw 5 Dusun Sukunan, Desa Sukokerto, Kecamatan Pajarakan, Sukri mengaku sebenarnya ada kompensasi dari PG kepada warga yang rumahnya terdampak aliran limbah. “Kompensasinya berupa 1 kilogram gula pasir, tapi kan hanya setahun sekali. Sementara dampaknya dirasakan setiap saat,” tandasnya.
Sukri berharap, pihak pabrik segera bertanggung jawab dengan mencarikan keresahan warga. “Setidaknya dibangun plengsengan saja biar limbahnya tidak merambat ke pekarangan warga, selain itu agar warga disini tidak selalu mengeluhkan limbah,” harap dia. (*)
Penulis : Moh Ahsan Faradies
Editor : Efendi Muhammad
Tinggalkan Balasan