Menu

Mode Gelap
Lumajang Gagal Lindungi Anak, Proses Kasus Pemerkosaan oleh Ayah Kandung Berjalan Lamban 27 Jemaah Haji Lumajang Diberangkatkan Mendadak Penertiban Tambang Pasir Ilegal di Lereng Semeru Ricuh, Polisi Dihadang Warga Pertumbuhan Ekonomi di Jember Relatif Sehat, PHK Massal Berkurang Aparat Dinilai tak Serius, NU Bakal Kerahkan Banser Berantas Miras Pemkab Jember Bakal Buka Ribuan Lapangan Kerja Baru lewat Pasar Digital

Regional · 15 Feb 2025 15:07 WIB

Kreatifitas Difabel Pertuni Probolinggo, Rajut Kain Perca jadi Keset Bernilai Jual Tinggi


					KREATIF: Anggota Pertuni Probolingggo saat proses pembuatan keset berbahan dasar kain perca. (foto: Hafiz Rozani). Perbesar

KREATIF: Anggota Pertuni Probolingggo saat proses pembuatan keset berbahan dasar kain perca. (foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Keterbatasan fisik tak membuat para difabel yang tergabung dalam Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Probolinggo, patah arang.

Sebaliknya, mereka mampu mengembangkan kreatifitas yang menghasilkan komoditas. Salah satunya, dengan membuat keset kaki yang memiliki nilai jual tinggi.

Pembuatan keset kaki ini dilakukan di kantor sekretariat Pertuni Probolinggo, di Jalan Kolonel Sugiono, Kelurahan Tisnonegaran, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo.

Saat ditemui PANTURA7.com, Sabtu (15/2/25) pagi, anggota Pertuni yang berjumlah 6 orang, tengah asyik membuat keset dengan didampingi oleh seorang relawan.

Enam orang ini memiliki tugas masing-masing. Ada yang memotong bahan baku yang mayoritas kain perca hingga menyambung kain yang sudah dipotong.

Selanjutnya, kain disusun ke besi sepanjang 50 cm hingga menjadi keset. Tahap akhir, yakni memotong kelebihan kain tiap sisi keset yang tidak presisi, sebelum dipacking dan ditempeli stiker.

Salah satu anggota Pertuni Probolinggo, Fida Afisyiatul Febiana mengaku, ia butuh waktu 3 bulan untuk belajar. Kesulitan yang ditemui, yakni saat proses merangkai keset pada besi.

“Setelah besi-besi ini terangkai kain, enak tinggal merangkai kainnya. Tangan terjepit hingga terkena gunting sudah pernah saya rasakan,” kata perempuan 18 tahun ini.

Fida mengatakan, untuk membuat 1 keset, ia membutuhkan waktu 4 jam. Proses merangkai besi yang memakan waktu lama.

Selain keinginan nya sendiri, membuat keset juga berawal dari pelatihan. Selain itu, menurut Fida, juga kemauan belajar untuk meningkatkan keterampilan yang ia tekuni.

“Meski saya tidak bisa melihat hasil pekerjaan yang saya buat, namun dengan kemauan dan kemampuan, saya bisa merasakan bahwa saya mampu membuat keset ini,” imbuhnya.

Keset yang sudah diproduksi selama 4 bulan ini, dijual secara online dan offline. Satu lembar keset dijual seharga Rp 30 ribu.

Kendala utama dalam pembuatan produk daur ulang ini adalah bahan baku. Kain perca mulai susah didapatkan, meski dari pabrik garmen sekalipun.

Pendamping difabel Pertuni Probolinggo, Unzilatul Rohmah menyebut, pendampingan yang ia lakukan berlangsung sejak awal pembuatan seperti pemilihan bahan baku hingga penjualan.

“Alhamdulillah selama mendampingi mereka membuat keset tidak ada kendala, karena mereka ini sudah mandiri, paling hanya mengarahkan saja jika ada yang kurang pas,” beber Unzilatul. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 39 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

27 Jemaah Haji Lumajang Diberangkatkan Mendadak

9 Mei 2025 - 06:22 WIB

Mantapkan Persiapan, 894 Jamaah Calon Haji Probolinggo Manasik di Miniatur Ka’bah

8 Mei 2025 - 19:46 WIB

KA Mutiara Timur Tambahan Sambut Libur Waisak 2025, Beroperasi 5 Hari

8 Mei 2025 - 10:39 WIB

Babul Arifandhie Pimpin PWI Probolinggo Raya, Usung Visi Jos Mantab!

7 Mei 2025 - 16:38 WIB

Satumi, Jemaah Haji Tertua Lumajang Mendapat Perhatian Khusus di Pendopo Arya Wiraraja

7 Mei 2025 - 15:17 WIB

Verdi Pratama Jemaah Haji Termuda dari Lumajang Siap Jalankan Haji Dengan Penuh Rasa Syukur

7 Mei 2025 - 14:41 WIB

Tak Menyangka, Janda 101 Tahun Dihadiahi Haji oleh Ketiga Anaknya

6 Mei 2025 - 16:45 WIB

Dua Jurnalis ‘Duel’ Perebutkan Posisi Ketua PWI Probolinggo Raya

6 Mei 2025 - 08:11 WIB

KAI Daop 9 Jember Tawarkan Sensasi Nikmati Keindahan Alam Diatas Kereta

3 Mei 2025 - 18:48 WIB

Trending di Regional