Menu

Mode Gelap
Tajemtra 2025 Segera Digelar, Targetkan 17 Ribu Peserta dengan Hadiah Rp100 Juta Perempuan Kurir Pil Koplo di Lumajang Terkait Jaringan Narkoba dari Balik Penjara Residivis ini Bawa Kabur Motor saat Pemiliknya Teler, Kini Dibui Polisi Era Baru Polres Probolinggo, AKBP M. Wahyudin Latif Geser 10 Kapolsek Jatim Sinergi Kelola Pengaduan Publik, Lumajang Siap Tingkatkan Kualitas Tindak Lanjut SP4N-LAPOR Panjat Tembok, Dua Pria Gondol Sapi Warga Pasirian Lumajang

Budaya · 1 Apr 2023 16:07 WIB

Isi Ramadhan, Santri Ponpes Bani Rancang Sepakbola Api


					Sejumlah santri bermain sepakbola api. Perbesar

Sejumlah santri bermain sepakbola api.

Probolinggo – Banyak cara untuk mengisi bulan Ramadhan dengan kegiatan yang positif, seperti yang di lakukan santri Pondok Pesantren Bani Rancang, di Dusun Kalisat, Desa Lemahkembar, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo. Sepakbola api yang dimainkan oleh santri ini juga sebagai tradisi di pondok.

Seperti sepakbola pada umumnya, ada dua tim yang berisi masing-masing lima santri yang bertanding. Bak pertandingan resmi, sebelum bermain, kedua tim mendapat instruksi dari wasit terkait teknik pertandingan, hingga berjabat tangan sebelum bertanding.

Sebelum sepakbola dimulai, dilakukan doa yang dipimpin Pengasuh Ponpes Bani Rancang, Gus Agus Hasan Muktasim Billah. Doa ini ditujukan selain selama pertandingan berjalan lancar, juga agar para pemain diberi kekuatan saat menendang bola api.

Selama bermain, para pemain seperti tidak merasakan panasnya api saat menendang bola. Bahkan, mereka pun saling berebut bola dan berusaha memasukkan bola ke dalam gawang.

“Sepakbola api yang kita gelar ini merupakan salah satu tradisi Pondok Pesantren Bani Rancang untuk mengisi bulan Ramadhan. Pelaksanaannya pun dilakukan setelah tadarus atau setelah kajian kitab kuning,” ujar pengasuh pesantren.

Permainan sepakbola api ini semakin meriah lantaran santri perempuan ataubpun santri laki-aki yang tidak ikut sepakbola api, bersorak-sorak mendukung timnya. Hingga peluit panjang dibunyikan skor berakhir 2-1.

Selain tradisi, sepakbola api ini juga sebagai obat gagalnya Piala Dunia U-20 yang rencananya digelar di Indonesia oleh FIFA.

“Dengan digelarnya sepakbola api ini, diharapkan para santri di pondok dapat terhibur setelah menjalani rutinitas bulan Ramadhanm juga menjadi penyemangat santri selama menuntut ilmu di pondok,” imbuh Gus Agus Hasan.

Sementara, salah satu santri, Muhammad Amrullah mengatakan, meskipun bermain bola api, namun saat menendang bola tidak terasa panas, karena sebelum permainan dilakukan doa-doa oleh pengasuh.

“Sepakbola api ini rutin di gelar di bulan Ramadhan setelah tadarus, karena memang sepak bola api ini merupakan tradisi. Selain itu, sepakbola api ini juga sebagai hiburan para santri,” ujarnya. (*) 

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 63 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

1.923 Petani Lumajang Tercakup Asuransi Usaha Tani Padi

10 Juli 2025 - 16:52 WIB

Cok Ace Dorong Kolaborasi Budaya Bali dengan Lumajang

10 Juli 2025 - 16:21 WIB

Diresmikan Saat Purnama 1992, Pura di Senduro Kini Jadi Titik Sakral Umat Hindu

10 Juli 2025 - 15:52 WIB

Pujawali Rama Satunggal Warsa, Momen Pererat Persaudaraan Umat Hindu se-Nusantara

6 Juli 2025 - 18:02 WIB

Jolen Simbol Kerukunan dan Warisan Budaya Desa Senduro

27 Juni 2025 - 19:02 WIB

Grebeg Suro, Warga Lumajang di Lereng Semeru Berebut Gunungan Hasil Bumi

27 Juni 2025 - 13:26 WIB

Basuh Kaki Orang Tua, Tradisi Siswa di Kota Probolinggo saat Hadapi Kelulusan

19 Juni 2025 - 14:48 WIB

Segoro Topeng Kaliwungu, Harmoni Seni dan Pelestarian Alam

19 Juni 2025 - 14:11 WIB

Dihadiri Menteri Kebudayaan, Dua Dukun Pandita Dikukuhkan di Pura Luhur Poten

11 Juni 2025 - 14:37 WIB

Trending di Budaya