Menu

Mode Gelap
Sidak Jembatan dan Irigasi Rusak, DPRD Desak Pemkab Jember Segera Bertindak Ingin Pajak Kendaraan Anda Dihapus? Simak Syarat dan Prosesnya di Lumajang Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim Pencarian Korban Insiden Perahu Pemancing di Lekok Masih Berlanjut, Tersisa Satu Hilang dan Akan Dilanjutkan Besok Balap Liar Berujung Maut di Paiton, 2 Pemotor Tewas usai Tabrak Elf Jatuh dari Motor, Pelajar SMA 1 Dringu Tewas Terlindas Truk

Budaya · 9 Mei 2022 15:26 WIB

Dua Tahun Menghilang, Tradisi Praonan di Pasuruan Kembali Digelar


					Dua Tahun Menghilang, Tradisi Praonan di Pasuruan Kembali Digelar Perbesar

Pasuruan,- Tradisi Praonan (naik perahu) di laut untuk merayakan Hari Raya Ketupat atau hari ke-7 pasca Idul Fitri akhirnya kembali diadakan di Kota Pasuruan, Senin (9/5/22).

Sebelumnya, tradisi khas warga pesisir Kota Pasuruan Pasuruan ini, sempat ditiadakan selama 2 tahun seiring terjadinya pandemi Covid-19.

Sejak pagi hari, ribuan warga Kota Pasuruan, bahkan sebagiannya berasal dari luar daerah, silih berganti datang ke Pelabuhan Kota Pasuruan.

Mereka menyewa perahu milik nelayan di kawasan Pelabuhan Kota Pasuruan secara berkelompok untuk berkeliling ke perairan laut utara hingga 1 mil dari daratan, atau tepatnya hingga ke area banjang.

Salah satu pemilik kapal, Abdul Kholik mengatakan, untuk bisa naik perahu tiap orang harus membayar sekitar Rp 10-15 ribu. Namun, tarif tersebut tidak berlaku bagi penumpang yang notabene masih punya hubungan kerabat dengan nelayan setempat.

“Untuk keluarga, saudara dan kerabat tidak bayar alias gratis. Kan mereka kesini untuk silaturahmi,” kata Kholik.

Tradisi praonan ini, menurut Kholik, membawa berkah bagi para nelayan. Karena dalam satu hari saja mereka mendapat penghasilan Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta.

“Kalau pemilik kapal dapat ganti solar saja, sisanya untuk para awak kapal,” paparnya menambahkan.

Ia menyebut, tradisi praonan ini sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu, yang digelar setiap hari raya ketupat. “Namun dua tahun kemarin tidak degelar karena pandemi, sekarang aman, tidak ada apa apa,” jelasnya. (*) 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: A. Zainullah FT

Artikel ini telah dibaca 34 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pencarian Korban Insiden Perahu Pemancing di Lekok Masih Berlanjut, Tersisa Satu Hilang dan Akan Dilanjutkan Besok

15 Juli 2025 - 19:04 WIB

Balap Liar Berujung Maut di Paiton, 2 Pemotor Tewas usai Tabrak Elf

15 Juli 2025 - 18:15 WIB

Jatuh dari Motor, Pelajar SMA 1 Dringu Tewas Terlindas Truk

15 Juli 2025 - 17:00 WIB

Dua Korban Perahu Terbalik di Pasuruan Ditemukan, Total 4 Meninggal

15 Juli 2025 - 13:51 WIB

Tiga Korban Perahu Terbalik di Lekok Masih Hilang, Pencarian Dilanjutkan Besok

14 Juli 2025 - 19:30 WIB

Janda di Pasuruan Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Rumahnya

14 Juli 2025 - 17:56 WIB

Warga Kupang NTT Ditemukan Meninggal di Kamar Hotel Jember, ini Dugaan Penyebabnya

14 Juli 2025 - 16:21 WIB

Belum Ditemukan, Keluarga Korban Perahu Terbalik di Lekok Masih Berharap Korban Selamat

14 Juli 2025 - 15:07 WIB

Pendaki Muda Hilang Setelah Bertingkah Aneh, Ditemukan Lemas di Lereng Gunung Lemongan

14 Juli 2025 - 14:26 WIB

Trending di Peristiwa