Menu

Mode Gelap
Perjuangan Nenek Satumi, 95 Tahun, Mewujudkan Impian Haji Temuan Ladang Ganja di TNBTS Mencoreng Destinasi Wisata Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur Hari Buruh Internasional, Mahasiswa dan Pekerja Lurug Gedung DPRD Jember Futsal Gagal Melenggang, KONI Kota Probolinggo Sisakan 32 Cabor di Porprov Jatim 2025

Ekonomi · 20 Jan 2023 17:07 WIB

Meroket, Harga Jual Beras di Atas HET


					TURLAP: DKUPP sedang melakukan sidak harga di pasar Maron beberapa waktu lalu (foto: Ali Ya'lu). Perbesar

TURLAP: DKUPP sedang melakukan sidak harga di pasar Maron beberapa waktu lalu (foto: Ali Ya'lu).

Probolinggo – Siklus pertanian di sektor tanaman padi saat ini belum memasuki masa panen raya. Mayoritas petani yang saat ini sedang melakukan penanaman padi, berdampak pada penjualan beras di pasaran.

Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan, dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo mengungkap, berkurangnya stok gabah di tingkat petani menyebabkan harga beras medium meroket naik. Bahkan, saat ini hampir di semua pasar di Kabupaten Probolinggo harga beras medium dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

“HET untuk beras medium ini Rp9.500 per kilogramnya. Tapi saat ini ada yang jual Rp11.000-11.500,” kata Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan pada DKUPP setempat, Mahdinsareza, Jumat (20/1/2023).

Ia menjelaskan, faktor utama yang menyebabkan naiknya harga beras tersebut ialah siklus pertanian padi di tingkat petani saat ini. Dengan memasuki masa tanam, praktis hanya sedikit petani yang melakukan pemanenan.

Hal ini menyebabkan harga gabah naik yang kemudian diikuti dengan naiknya harga beras.
Pihaknya pun terus melakukan upaya untuk menurunkan harga beras tersebut, salah satunya dengan memanfaatkan Sistem Resi Gudang (SRG) yang ada di Desa Alassumur Kulon Kecamatan Kraksaan.

Pada pertengahan Desember lalu, pihaknya masih menyimpan gabah sebanyak 1.000 ton dan beras 200 ton. Persediaan itu yang kemudian didistribusikannya ke sejumlah pasar untuk menekan harga.

“Sekarang di SRG sudah kosong, kami distribusikan semua karena memang harga beras cukup tinggi,” paparnya.

Dengan pendistribusian tersebut, terdapat sejumlah pasar yang harga berasnya mulai normal, namun masih ada juga harganya yang masih melebihi HET.

“Yang bisa kami jamin untuk saat ini adalah stok, untuk stok masih aman. Namun untuk harga memang masih tinggi,” ucap pria yang akrab disapa Reza tersebut. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Trending di Ekonomi