Menu

Mode Gelap
Angka Kemiskinan Kota Probolinggo Tahun 2025 Turun Jadi 5,69 Persen, Masuk 6 Besar di Jatim Lumajang Beradaptasi dengan Efisiensi Anggaran, Fokus pada Pembangunan Infrastruktur Wanita di Winongan Dihadang Begal, Motor, HP, dan Uang Tunai Amblas Penerbangan Perdana Jember–Jakarta Kembali Ditunda, Dijadwalkan 23 September 2025 Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing Pembangunan Tak Boleh Molor, DPRD Lumajang Kawal Serapan Anggaran Hingga Tuntas

Sosial · 14 Okt 2022 17:12 WIB

64 Warga Probolinggo Jadi TKI, Termuda Usia 21 Tahun


					64 Warga Probolinggo Jadi TKI, Termuda Usia 21 Tahun Perbesar

Kraksaan – Menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) masih menjadi pilihan bagi sejumlah warga Kabupaten Probolinggo untuk mencari nafkah. Pada tahun ini, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Probolinggo mencatat ada 64 warga yang secara resmi menjadi TKI.

Sekretaris Disnaker setempat, Akhmad mengatakan, dari jumlah tersebut, usia pekerja TKI tersebut masih tergolong dalam usia produktif. Sebanyak 41 satu di antaranya merupakan laki-laki, sedangkan 23 sisanya merupakan perempuan.

“Rata-rata usianya dari 21-40 tahun. Yang termuda itu ada yang usia 21 tahun dari Desa Kaliacar, Kecamatan Gading pergi ke Malaysia. Yang lebih dari 40 tahun hanya dua orang, ke Malaysia juga,” paparnya.

Ia menjelaskan, rata-rata para TKI tersebut memang memilih Malaysia sebagai tujuan bekerja. Namun, sejumlah pekerja juga memilih negara-negara Asia Timur sebagai tujuan Seperti Taiwan dan Hongkong. Selain dari tiga negara itu, juga terdapat seorang pekerja yang memilih Rumania sebagai tujuan bekerja.

“Satu orang ada yang ke Saudi Arabia, seorang lagi ke Jepang. Yang banyak memang Malaysia dan Taiwan,” ungkapnya.

Ia pun bersyukur para pekerja tersebut pergi ke luar negeri dengan menggubakan jalur resmi. Sehingga, para pekerja itu dapat dipastiknan tidak akan dideportasi. Selain itu para pekerja itu sudah mendapatkan surat perjanjian kerja sebelum mulai bekerja, sehingga upah yang didapat akan sesuai dengan kinerjanya.

“Meski begitu, mereka setiap tiga tahun sekali wajib memperbarui paspornya dengan meminta lagi rekomendasi paspor kepada kami,” ujarnya.

Ia juga berharap, adanya TKI yang menggunakan jalur resmi ini dapat ditiru oleh warga lainnya jika hendak ke bekerja di luar negeri. Sehingga, kasus-kasus deportasi untuk warga setempat tidak terulang kembali.

Akhmad menjelaskan, untuk menggunakan jalur resmi, calon TKI terlebih dahulu harus mendaftar ke Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Surabaya. Di BP2MI calon pekerja harus menyertakan kontrak kerja luar negeri, harus mendapatkan izin orangtua bagi yang belum menikah, serta surat keterangan waris jika terdapat musibah ketika bekerja.

“Kalau sudah daftarnya ke BP2MI, baru ke kami untuk selanjutnya kami berikan surat rekomendasi pembuatan paspor dan nomor ID pekerja,” katanya. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 47 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Angka Kemiskinan Kota Probolinggo Tahun 2025 Turun Jadi 5,69 Persen, Masuk 6 Besar di Jatim

18 September 2025 - 19:40 WIB

Lumajang Beradaptasi dengan Efisiensi Anggaran, Fokus pada Pembangunan Infrastruktur

18 September 2025 - 19:00 WIB

Pembangunan Tak Boleh Molor, DPRD Lumajang Kawal Serapan Anggaran Hingga Tuntas

18 September 2025 - 16:56 WIB

Wow! Pimpinan DPRD Kabupaten Pasuruan Bakal Dibuatkan Rumah Dinas Seharga Rp10 Miliar

18 September 2025 - 15:11 WIB

Di Lumajang, Anak-anak Bisa Pilih Menu Makan Bergizi Sendiri

17 September 2025 - 14:56 WIB

Bupati Lumajang: Pers Mitra Strategis untuk Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis

17 September 2025 - 14:36 WIB

Ketua Komisi D DPRD Lumajang Turun ke Pasrujambe, Serap Aspirasi Kesehatan Warga

15 September 2025 - 16:17 WIB

Pemkab Lumajang Kucurkan Rp891 Juta dari DBHCHT untuk Bangun 54 Gudang Pengering Tembakau

15 September 2025 - 15:51 WIB

Innalillahi! HM. Buchori, Eks Wali Kota Probolinggo Dua Periode Meninggal Dunia

15 September 2025 - 15:04 WIB

Trending di Sosial