Menu

Mode Gelap
Pekerja Migran asal Ranuagung Meninggal di Malaysia, Pemkab Probolinggo Fasilitasi Pemulangan Jenazah Innalillahi! Mr. X Ditemukan Membusuk di Jalur Pendakian Gunung Arjuno Top! Jember Marching Band Sabet 5 Emas di Kejuaraan Dunia Malaysia Kala Khofifah Turun Ke Sungai Legundi Probolinggo, Bersihkan Sampah Bersama Warga Finis di Posisi Tiga, Jember Raih 11 Medali di MTQ XXXI Jawa Timur Polisi Tetapkan 5 Tersangka Pengeroyokan di Gondang Wetan Pasuruan, Seluruhnya Pelajar

Ekonomi · 6 Okt 2022 16:47 WIB

Bantu Dongkrak Dana Cukai, Petani Tembakau Masih Kesulitan Pupuk Subsidi


					Bantu Dongkrak Dana Cukai, Petani Tembakau Masih Kesulitan Pupuk Subsidi Perbesar

Lumajang – Tembakau Rajangan kasturi dan Tembakau White Buley Lumajang berhasil menjalin kemitraan dengan dua perusahaan besar di Indonesia.

Bahkan sampai saat ini, tembakau dari Kabupaten Lumajang masih memiliki akses penjualan yang baik, setidaknya dengan dua perusahaan besar, yakni PT. Indonesia Dwi Sembilan (IDS) dan PT. Alliance One Indonesia (AOI).

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesi (APTI) Kabupaten Lumajang, Dwi Wahyono saat ditemui di kantornya di Desa Kaliwungu, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Kamis (6/9/22).

Bahkan dari dua perusahaan ini, hanya PT. Indonesia Dwi Sembilan yang masih menyesuaikan jadwal pembeliannya. Sedangkan satu perusahaan lain, sudah siap melakukan pembelian secara berkala.

“Saat ini harga rata-rata di tiap petani tidak sama, tergantung kualitasnya. Jika cuacanya pas ngerajang panas, bisa rata-rata harganya Rp46 ribuan. Apa ila mendung, harga tembakau akan turun harganya, bisa Rp 37 ribuan per kilogram,” kata Wahyono.

Meski harga jual tembakau rajang cukup baik, namun menurut Wahyono, para petani berharap agar stok dan harga pupuk bersubsidi ZA dapat dievaluasi oleh pemerintah.

Sebab, petani tembakau yang selama ini berkontribusi bagi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCT) sangat membutuhkan pupuk ZA subsidi.

“Kalau ZA non subsidi ada, tetapi mahal harganya, sehingga bisa mengurangi keuntungan petani,” Wahyono menegaskan.

Wahyono menambahkan, DBHCHT yang masuk ke Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Lumajang, yang kemudian disalurkan kepada petani berupa pertanian Alat Mesin Pertanian (Alsintan), alat pasca panen dan progam peningkatan kualitas bahan baku bantuan pupuk.

“Cuman bantuan-bantuan itu kan tidak bisa mengcover 100% petani tembakau,” curhat dia.

Sekedar diketahui, wilayah selatan Lumajang, khususnya Kecamatan Tempeh dinekal memiliki potensi pertanian tembakau yang cukup bagus. Kawasan ini merupakan salah satu penghasil tembakau terbaik di Kabupaten Lumajang. (Adv).

 

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Zainullah FT

Artikel ini telah dibaca 59 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kala Khofifah Turun Ke Sungai Legundi Probolinggo, Bersihkan Sampah Bersama Warga

20 September 2025 - 19:45 WIB

Finis di Posisi Tiga, Jember Raih 11 Medali di MTQ XXXI Jawa Timur

20 September 2025 - 16:50 WIB

Kreatif! Warga Kota Probolinggo Sulap Sayuran jadi Es Krim Favorit Bocil

20 September 2025 - 12:08 WIB

Pemkab Lumajang Tanggung Biaya Perawatan Korban Kecelakaan, Bupati Langsung Kunjungi RS

19 September 2025 - 18:53 WIB

Mantab! 5.831 Honorer di Situbondo Diangkat jadi PPPK Paruh Waktu

19 September 2025 - 13:35 WIB

Lumajang Beradaptasi dengan Efisiensi Anggaran, Fokus pada Pembangunan Infrastruktur

18 September 2025 - 19:00 WIB

Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing

18 September 2025 - 17:22 WIB

Pembangunan Tak Boleh Molor, DPRD Lumajang Kawal Serapan Anggaran Hingga Tuntas

18 September 2025 - 16:56 WIB

Cold Storage dan D’Ozone, Senjata Baru Lumajang Jaga Mutu dan Harga

18 September 2025 - 16:33 WIB

Trending di Ekonomi