Menu

Mode Gelap
Akses Gumitir Ditutup, KA Pandanwangi Tambah 6 Stasiun Pencurian Motor di Posko KKN, Unej Pulangkan Mahasiswa dari Lumajang Polisi Tangkap Jambret Bercelurit yang Lukai Korban di Kota Pasuruan Puluhan Desa Di Kabupaten Probolinggo Terdampak Kekeringan, Droping Air Bersih Ditingkatkan Skema Bansos Baru Berlaku di Jember, ini Sasaran Utamanya Minim Kontribusi, Warga Keluhkan Pengeboran Air Minum Kemasan di Ambulu Probolinggo

Ekonomi · 9 Agu 2022 16:48 WIB

Pedagang Bendera Musiman Menjamur, Raup Keuntungan hingga Rp3 Juta


					Pedagang Bendera Musiman Menjamur, Raup Keuntungan hingga Rp3 Juta Perbesar

Lumajang,- Menjelang puncak perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, berbagai pernak-pernik bendera merah putih di Kabupaten Lumajang, laris manis diserbu pembeli. Para pedagang musiman pun juga mulai bermunculan.

Herman adalah seorang penjual pernak-pernik bendera di Jalan Brigjen Katamso, Desa Tempokersan, Kecamatan/Kabupaten Lumajang mengatakan, tahun ini ia sengaja datang bersama tiga orang temannya dengan lokasi yang berbeda.

“Kalau benderanya sih, saya ambil di bos yang sama, cuman untuk lokasinya saya bedakan, agar pemasarannya tidak disini semua,” kata Herman, Selasa (9/8/2022).

Pria yang setiap harinya berprofesi sebagai petani ini mengaku sudah tiga kali datang ke Kabupaten Lumajang untuk berjualan bendera musiman. Bendera-bendera tersebut diambil dari pengrajin di Kabupaten Kediri.

Dalam sehari, lanjut Herman, dirinya bisa meraup omzet sekitar Rp 650.000 dengan total penjualan 30 hingga 50 bendera berbagai ukuran dan jenis yang berbeda.

“Kalau harga beda-beda. Dari ukuran kecil hingga yang besar, ada yang seharga Rp25 ribu sampai Rp 50 ribu,” ujarnya.

Bendera yang kerap dipasang oleh masyarakat, imbuhnya, rata-rata seharga Rp 25 ribu. Sedangkan untuk bendera jenis umbul-umbul, yang dipasang seharga Rp50 ribu.

Bahkan Herman mengaku, walau dirinya hanya pedagang musiman, namun dalam sekali penjualan ia bisa meraup untung bersih hingga Rp3 jutaan.

Menurutnya, ia melakoni usaha sampingan ini lantaran tidak memiliki resiko tinggi. Sebab, bendera ini ia ambil dari bosnya tanpa modal alias modal nekat saja.

“Saya kan jualnya bukan milik pribadi, melainkan barang orang. jadi kalau tidak habis, barang kita kembalikan lagi,” terangnya.

Sedangkan untuk kebutuhan yang lain, dirinya mengaku ditanggung oleh bos pemilik bendera. Hanya saja untuk kebutuhan pribadi seperti rokok dan makan, ia mamakai uang pribadi.

“Untuk kebutuhan seperti sewa kos dan uang transportasi sudah ditanggung pemilik barang. Kita cuma keluar uang untuk makan sama rokok,” pungkasnya.

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Ancaman TSNA Bayangi Petani Tembakau Lumajang Jelang Panen

7 Agustus 2025 - 12:05 WIB

Susu Kambing Senduro, dari Peternakan ke Gelas, Bisnis Sehat ala Anak Muda Lumajang

6 Agustus 2025 - 16:09 WIB

Kekeringan, Petani Tunjungrejo Lumajang Terancam Gagal Panen

5 Agustus 2025 - 10:59 WIB

Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06

3 Agustus 2025 - 10:11 WIB

Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

3 Agustus 2025 - 09:39 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Trending di Ekonomi