Menu

Mode Gelap
Jelang Musim Hujan, 7 Wilayah KAI Daops 9 Jember Rawan Terdampak Bencana Alam Cegah Penyakit Sejak Dini, 52 Siswa MI Tarbiyatul Mubtadiin Terima Vaksin MR dan HPV Pemkab Lumajang Tanggung Biaya Perawatan Korban Kecelakaan, Bupati Langsung Kunjungi RS Diguyur Hujan Dua Hari, Jembatan Penghubung Kecamatan di Lumajang Putus Total Polres Probolinggo Kota Ringkus 10 Tersangka Narkoba Jaringan Madura, Sita 39,66 Gram Sabu Mantab! 5.831 Honorer di Situbondo Diangkat jadi PPPK Paruh Waktu

Ekonomi · 30 Jul 2022 16:25 WIB

Melon ‘Green House’ Karya Anak Desa Makin Diburu


					PANEN: Ketua DPC HKTI Kab. Probolinggo, Gus dr Haris, mengawali panen melon kedua di Green House Desa Sogaan, Kec. Pakuniran. (foto: Ainul Jannah) Perbesar

PANEN: Ketua DPC HKTI Kab. Probolinggo, Gus dr Haris, mengawali panen melon kedua di Green House Desa Sogaan, Kec. Pakuniran. (foto: Ainul Jannah)

Pakuniran,- Inovasi di bidang pertanian yang dilakukan Izhaq Mustakim (23) tak sia-sia. Kini melon yang ia budidayakan dalam sistem ‘Green House’ (rumah kaca) makin diburu warga.

persegi samping rumahnya di Desa Sogaan, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo, Izhaq membuat green house sebagai tempat budidaya melon dengan media tanam polibag.

Pada pertengahan April lalu, Izhaq sudah melakukan panen perdana. Kala itu, ia mampu meraup 1,8 ton melon, yang dihasilkan dari 1.770 batang pohon.

“Panen pertama, hasilnya sekitar 1,8 ton, maklum karena itu awal percobaan saya. Lagian waktu itu kan masih musim hujan jadi cuaca juga sedikit berpengaruh,” ujar Izhaq, Sabtu (30/7/22).

Izhaq memprediksi, dalam panen kedua yang rencananya akan dilakukan pada Minggu (31/7/22) besok, hasil panen bisa mencapai 2 hingga 2,5 ton.

Selain faktor cuaca, menurut Izhaq, sistem tanam yang mulai dikuasai, diyakini bakal membantu mendongkrak perolehan hasil panen melon.

“Perkiraan panen besok ini bisa sampai 2,5 ton karena cuacanya bagus dan saya sudah mulai memahami banyak hal dari awal percobaan metode green house ini,” ucap alumnus Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang ini.

Izhaq menyebut, melon dengan metode baru ini kian diterima masyarakat. Meski harganya sedikit lebih mahal dari melon hasil tanam tradisional, namun rasa dan kandungan gizinya yang tak terkontaminasi pestisida, membuat melon jenis ini kian diburu.

“Untuk penghasilan, masih belum saya kalkulasi. Hanya yang jelas, pengiriman sudah sampai Jakarta, masyarakat sekitar juga sudah banyak membeli sesuai harga yang ditentukan berdasarkan grade buahnya. Grade B Rp15 ribu sedang grade A Rp25 ribu per kilogram,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Probolinggo Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Probolinggo, Gus dr. Haris Damanhuri Romli mengatakan, terobosan ini harus ditularkan kepada petani-petani lainnya, khususnya di Kabupaten Probolinggo.

Sebab menurut Gus Haris, begitu ia dipanggil, bioteknologi di bidang pertanian akan membantu mendongkrak produktifitas hasil pertanian. “Meski tidak baru-baru amat, tapi ini bagus,” pujinya.

Kendala yang bakal dihadapi dalam mengembangkan bioteknologi pertanian, diyakini Gus Haris, adalah pola berfikir masyarakat petani yang masih enggan ‘move on’ dari cara-cara tradisional.

“Metode ini lebih hemat dan bisa memproteksi hama dengan baik. Kami akan dukung para petani milenial ini untuk terus berkembang, agar ada harapan cerah dari para petani milenial kita,” urai Gus Haris. (*)

 

Editor : Efendi Muhammad

Publisher : Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 108 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing

18 September 2025 - 17:22 WIB

Cold Storage dan D’Ozone, Senjata Baru Lumajang Jaga Mutu dan Harga

18 September 2025 - 16:33 WIB

Pasokan Berkurang, Harga Daging Ayam Potong di Probolinggo Tembus Rp40 Ribu/Kg

18 September 2025 - 14:58 WIB

Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli

17 September 2025 - 20:39 WIB

Berkah MTQ XXXI Jatim, Ekonomi UMKM di Jember Ikut Tumbuh

17 September 2025 - 19:24 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Trending di Ekonomi