Menu

Mode Gelap
Pasca Laka Maut di Jalur Bromo, Usulan Pembangunan Jalur Penyelamat Menguat Kantor KUD di Beji Pasuruan Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah Pemandu Wisata Ilegal Diblacklist 5 Tahun dari TNBTS Rehabilitasi Alun-alun Lumajang Segera Dimulai, DLH Tunggu Terbitnya Jaminan Pelaksanaan Cidera Parah, 9 Korban Kecelakaan Bus di Jalur Bromo Dioperasi Takziah ke Rumah Duka Laka Bus Bromo, Gubernur Khofifah Janjikan Beasiswa

Berita Pantura · 21 Feb 2022 18:54 WIB

Harga Kedelai Melambung, Perajin Perkecil Ukuran Tahu


					Harga Kedelai Melambung, Perajin Perkecil Ukuran Tahu Perbesar

Probolinggo – Naiknya harga kedelai berdampak kepada pengusaha tahu dan tempe. Para pengusaha tahu di Kelurahan Pakistaji, Kota Proboblinggo menyiasatinya dengan memperkecil ukuran dan mengurangi takaran tahunya.

Hafit Efendi (40), pengusaha tahun di Jalan Profesor Hamka, Kelurahan Pakistaji, Kecamatan Wonoasih berusaga tetap berpoduksi. Agar pabriknya tetap bertahan ia terpaksa mengambil langkah penghematan.

Langkah tersebut yakni, memperkecil ukuran tahu yang dijual dan mengurangi takaran atau campuran kedelai. Tak sampai di situ, Hapit terpaksa merumahkan tiga pekerjanya.

“Upaya ini saya lakukan, karena harga kedelai yang semakin mahal. Tak hanya itu, dalam sehari saya juga mengurangi penggunakan kedelai, dari 4,5 kuintal 3 sampai 3,5 kuintal kedelai,” ujarnya, Senin (21/2/2022).

Meski stok kedelai hingga saat ini masih tersedia, namun harganya melambung hingga mencapai Rp11 ribu per kilogram/Kg dari sebelumnya Rp 9 ribu.

Dengan upaya ini, pabrik tahu ini hingga sekarang masih beroperasi dan dapat memenuhi kebutuhan tahu untuk wilayah Kecamatan Wonoasih dan sekitarnya.

“Saya berharap ada sidak yang dilakukan oleh petugas karena disinyalir ada penimbunan kedelai yang membuat harga naik, meskipun persediaan masih tersedia,” imbuhnya.

Sementara, Sunarsih, pembeli tahu asal Desa Jorongan, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo mengatakan, sejak kedelai naik, harga tahu juga naik. Di mana, satu kotak tahu seharga Rp15 ribu naik menjadi Rp26 ribu.

“Imbas harga kedelai naik, harga tahu yang saya beli juga naik. Tahu yang saya beli untuk campuran cilok yang saya jual. Saya berharap, harga kedelai ini dapat kembali turun, sehingga harga tahu juga ikut turun,” ujarmya. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Sopir Bus Keluhkan Macet Parah di Klakah, Waktu Tempuh Bertambah Satu Jam Lebih

7 Juli 2025 - 18:45 WIB

Kedapatan Mencuri di Bus, Pria Asal Jember Diamankan Penumpang Bus di Pasuruan

23 Maret 2025 - 22:10 WIB

Tanaman Ganja Dilarang tapi Tumbuh Subur di Lumajang

23 Maret 2025 - 17:05 WIB

Penemuan Ribuan Koin Kuno di Pasuruan Segera Diteliti

28 Januari 2025 - 16:44 WIB

Target PAD Lumajang Melalui Pajak Sebesar Rp170 Miliar

3 Januari 2025 - 11:03 WIB

Pendapatan PBB-P2 Belum Maksimal, BPRD Lumajang Akan Grebeg Desa yang Capaiannya Rendah

2 Januari 2025 - 16:13 WIB

Antisipasi Lonjakan Penumpang saat Nataru, KAI Daop 9 Jember Operasikan Satu KA Tambahan

25 Desember 2024 - 13:27 WIB

Balos Tampilkan Karakteristik Batik Khas Lumajang

22 Desember 2024 - 15:50 WIB

Diguyur Hujan Deras, Gelora Merdeka Kraksaan Banjir

16 Desember 2024 - 18:19 WIB

Trending di Berita Pantura