Menu

Mode Gelap
Demi Kedaulatan dan Kepentingan Rakyat, PKB Dukung RUU Pengelolaan Ruang Udara Aksi Pengeroyokan di Gondangwetan, Korban Luka, Pelaku Terjatuh Kecelakaan Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli Polres Probolinggo Gagalkan Peredaran Sabu dan Ratusan Ribu Pil Okerbaya Kemasan Vitamin Ternak Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

Gaya Hidup · 7 Des 2021 20:37 WIB

Petik Laut di Kota Pasuruan Larung 7 Kepala Sapi


					Petik Laut di Kota Pasuruan Larung 7 Kepala Sapi Perbesar

PASURUAN, – Sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki yang didapat dari hasil melaut, nelayan di pesisir Kota Pasuruan menggelar petik laut, Selasa (7/12/2021). Tradisi ini dilakukan rutin setiap tahun.

Ratusan warga mulai dari anak kecil hingga warga lanjut usia tampak antusias mengikuti tradisi tahunan kampung nelayan di Pasuruan.

Dalam tradisi ini, warga melarungkan perahu kecil yang berisi sesajen kepala sapi ke tengah laut. Total ada tujuh kepala sapi dari tujuh desa, yakni Desa Kaligung, Tawangsari, Kertosari, Kisik Barat,Kisik Tengah dan Desa Nggumeng.

Menurut seorang warga nelayan, Sulaiman (42), tradisi petik laut ini dipercaya untuk menolak bala sehingga nelayan bisa selamat saat melaut.

“Petik laut setiap tahun rutin dilakukan, tujuannya agar selamat semua itu tradisi rutin tiap tahun,” kata Sulaiman.

Selain menolak bala, kata Sulaiman, tradisi petik laut di Pasuruan juga menjadi wujud syukur masyarakat pesisir atas rejeki yang berlimpah.

“Harapanya rejeki berlimpah ikan semakin banyak, ” ungkapnya.

Sulaiman menjelaskan, dalam tradisi ini, sebelum melarungkan (menghanyutkan) sesaji berupa kepala sapi ke tengah laut, terlebih dahulu didoai oleh sesepuh desa. “Setelah didoai baru sesaji dibuang ke tengah laut,” jelasnya.

Bahkan, Sulaiman menambahkan, demi mengikuti tradisi petik laut, para nelayan rela libur untuk mencari ikan.

“Semua nelayan ikut, jadi hari ini para nelayan libur tidak mencari ikan,” pungkasnya. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 117 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru

17 September 2025 - 20:06 WIB

Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

17 September 2025 - 19:52 WIB

Kemarau Basah Picu Risiko Banjir Lahar Semeru, Enam Kecamatan Masuk Zona Rawan

17 September 2025 - 16:25 WIB

Mekarnya Tabebuya di Embong Kembar, Ketika Lumajang Menyulap Diri Jadi Negeri Sakura

12 September 2025 - 13:06 WIB

Longsor Tutup Jalur Lumajang-Malang, Sistem Buka-Tutup Diberlakukan

10 September 2025 - 11:42 WIB

Perkuat Jalur Gumitir, Pemasangan Beronjong di Tikungan Khokap Dikebut

27 Agustus 2025 - 03:35 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Ingatkan Hindari Kawasan Rawan Longsor dan Banjir

21 Agustus 2025 - 20:20 WIB

TRC dan Loader Dikerahkan, BPBD Lumajang Buka Akses Jalan Tertimbun Longsor

20 Agustus 2025 - 14:16 WIB

Jelang Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Warga Protes Kerusakan Hutan di Kawasan Proyek Tol Probowangi

16 Agustus 2025 - 19:55 WIB

Trending di Lingkungan