Menu

Mode Gelap
Jalur Gumitir Ditutup Dua Bulan, Ini Rute Jalur Pengganti Jember-Banyuwangi Pemprov Jatim Salurkan Bantuan Sosial Rp1,6 Miliar di Kota Pasuruan Kekerasan terhadap Anak di Pasuruan Masih Marak, Dukungan Psikologis Harus Diperkuat Cegah Praktik Pengoplosan, Polres Jember Perketat Pengawasan Beras Pemuda Jatiurip Probolinggo Ditemukan Meninggal di Bawah Kolong Irigasi, ini Penyebab Kematiannya Dua Pegawai BPRD Lumajang Dipecat Gara-gara Jual Kartu e-Pajak Pasir

Berita Pantura · 15 Sep 2019 16:07 WIB

Sudah 4 Hari, Hiu Paus di PLTU Paiton Belum Bisa Dikeluarkan


					Sudah 4 Hari, Hiu Paus di PLTU Paiton Belum Bisa Dikeluarkan Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Hiu paus yang terjebak dalam kanal air (water intake) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton, Kabupaten Probolinggo, hingga Minggu (15/9) belum berhasil dikembalikan ke tengah laut. Padahal, satwa dilindungi itu sudah terjebak dalam kanal selama 4 hari.

Supervisor Umum PT. Pembangkit Listrik Jawa Bali (PJB) PLTU paiton, Sukirman Hadi Prayitno menjelaskan, pihaknya bersama petugas dari Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (BPSPL KKP) telah melakukan observasi.

“Kita sudah observasi, saat ini masih tahap pembahasan metode yang tepat untuk proses evakuasi. Rencana besok, besok (melakukan pengembalian hiu ke tengah laut) kalau gak salah,” papar Sukirman.

Salah satu kendala lambannya evakuasi biota laut bernama latin Rhincodon Typus itu, menurut Kirman, karena posisinya sulit dideteksi. “Hilang lalu muncul lagi, lalu hilang lagi. Namun saya pastikan hiu di kanal cuma satu ekor,” jelasnya.

Penampakam hiu paus yang terjebak dalam kanal air milik PLTU Paiton. (Foto : dok)

Sementara, petugas BPSPL Denpasar wilayah kerja Jawa Timur, Gigih Aribowo menyebut, derasnya arus dan kapasitas sedot air yang berada di lokasi aliran listrik ekstra tinggi membuat proses evakuasi harus dipertimbangkan matang-matang. Terlebih PLTU Paiton merupakan objek vital.

“Ini kan bukan hanya soal keselamatan hewannya saja, namun juga manusianya. Kita tidak bisa serta merta masuk kemudian menggunakan speed boat untuk giring, perlu dipertimbangkan faktor-faktor lainnya juga,” papar Gigih.

Diketahui, hiu paus terjebak di kanal utama PLTU Paiton sejak Kamis (12/9) lalu. Di area proyek strategis masional ini terdapat 8 intake kanal dengan lebar sekitar 7 meter dengan kedalaman 5 meter. Memiliki risiko yang besar dengan kecepatan arus 12,6 km/jam per 1 intake.

Hiu paus yang terjebak dalam kanal air PLTU Paiton bukan kali pertama. Pada Februari 2015 silam, hiu paus berukuran 14 meter terjebak dalam kanal hingga mati. Keberadaan satwa tersebut bahkan membuat produksi energi listrik terganggu.

Lalu pada akhir Agustus 2019, seekor hiu paus juga masuk ke kanal air PLTU Paiton. Namun ukuran tubuh hiu paus yang masuk kala itu relatif kecil dengan panjang sekitar 4,5 meter dan terlihat berenang di jarak 450 meter dari pintu air. (*)

 

Penulis : Moh. Rochim
Editor :Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 14 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Jalur Gumitir Ditutup Dua Bulan, Ini Rute Jalur Pengganti Jember-Banyuwangi

23 Juli 2025 - 22:06 WIB

Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup Sementara, 17-26 Agustus

18 Juli 2025 - 14:12 WIB

Revitalisasi Pasar Besar Pasuruan Tahap II Dimulai Tahun Ini, Anggaran Capai Rp6,4 Miliar

17 Juli 2025 - 15:38 WIB

Dari Hulu ke Hilir: Menyusun Ekosistem Mitigasi di Tengah Perubahan Iklim

16 Juli 2025 - 12:26 WIB

Sopir Bus Keluhkan Macet Parah di Klakah, Waktu Tempuh Bertambah Satu Jam Lebih

7 Juli 2025 - 18:45 WIB

GOR A. Yani Kota Probolinggo Dirancang jadi Sentra Kuliner, Libatkan 117 PKL

26 Juni 2025 - 17:45 WIB

Tata Ulang Kota, Pemkot Probolinggo Mulai Bongkar Bedak GOR A. Yani

21 Juni 2025 - 20:52 WIB

Abrasi Jebol Gedung Sekolah, Gubernur Khofifah Bangun Bronjong di Kali Kertosono

19 Juni 2025 - 17:11 WIB

Pasca Yadnya Kasada, Polres Probolinggo Kerahkan Personel Bersih-bersih Bromo

14 Juni 2025 - 20:35 WIB

Trending di Lingkungan