Jember,- Lebih dari 1.500 sekolah dilaporkan dalam keadaan rusak berat dan sedang di wilayah Kabupaten Jember.
Angka ini mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember untuk meluncurkan program renovasi besar-besaran sebagai fokus utama pembangunan dalam lima tahun ke depan.
Bupati Jember, Muhammad Fawait, mengatakan, dengan dukungan anggaran dari pemerintah pusat dan APBD Jember, rencana perbaikan ini akan segera dilaksanakan.
“Jika hanya mengandalkan APBD, proses perbaikan akan memakan waktu yang sangat lama,” ujar Gus Fawait, panggilan akrabnya beberapa waktu lalu.
Ia berharap perbaikan ini dapat diselesaikan dalam lima tahun, mengingat jumlahnya yang sangat signifikan, yaitu lebih dari 1.500 sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Jember, Hadi Mulyono, menjelaskan bahwa estimasi anggaran untuk perbaikan sekolah yang rusak berat dan sedang masih dalam tahap verifikasi lapangan.
“Anggaran yang diperlukan cukup besar, tetapi angka pastinya akan ditentukan setelah analisis lebih lanjut,” ujarnya.
Mayoritas sekolah yang rusak berat dan sedang adalah SD, yang bangunannya merupakan peninggalan dari proyek pembangunan 20 hingga 30 tahun lalu.
“Sebagian besar sarana dan prasarana sudah berusia sejak tahun 80-an,” jelas Hadi.
Gus Fawait juga mengungkapkan, keprihatinan mengenai data yang tidak mencantumkan kondisi sekolah rusak dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
“Banyak informasi yang dihilangkan demi akreditasi, seperti ketiadaan perpustakaan dan laboratorium komputer,” ungkapnya.
Menurutnya, penting untuk mencantumkan semua informasi tentang kondisi sekolah agar pemerintah dapat melakukan evaluasi yang tepat.
“Saya akan mengadakan pertemuan dengan pihak sekolah untuk memperbaiki data Dapodik dan meminta dukungan DPRD Komisi D dalam pengawasan,” tutupnya. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra