Lumajang, – Pembangunan jalan akses baru yang menghubungkan Tumpak Sewu II ke Tumpak Sewu I membawa dampak serius bagi para ojek tradisional.
Sebab, dengan adanya jalan akses baru, wisatawan tidak lagi menggunakan jasa ojek, melainkan langsung berjalan kaki lewat jalur baru tersebut, membuat pendapatan ojek tradisional menurun drastis.
Yono, warga Desa Sidomulyo, merasa disabotase karena pendapatan dari jasa ojek sudah nyaris hilang.
“Dulu, wisatawan yang parkir selalu menggunakan ojek untuk turun dan kembali ke lokasi parkir, sehingga para ojek mendapatkan penghasilan yang cukup,” kata Yono, Minggu (22/6/25).
Menanggapi hal itu, anggota Komisi B DPRD, Junaidi menegaskan, bahwa fenomena ini sudah berlangsung lama.
“Ini terjadi sudah untuk ojek-ojekan. Dulu, dari parkir langsung turun pakai ojek dan pulang juga pakai ojek. Sekarang ada jalan akses baru dari Tumpak Sewu II ke Tumpak Sewu I, sehingga setelah parkir mereka langsung turun lewat situ tanpa menggunakan ojek,” ujarnya.
Akibatnya, para ojek kehilangan pendapatan yang selama ini menjadi sumber hidup mereka.
Lebih parah lagi, Junaidi menyebutkan, adanya indikasi sabotase yang dilakukan oleh oknum tertentu.
“Kadang-kadang ada sedikit sabotase, misalnya wisatawan dilewatkan jalur Malang yang lebih jauh, sehingga merugikan ojek tradisional,” tambahnya.
Kata dia, kondisi ini menciptakan ketegangan dan ketidakpastian ekonomi bagi para pengemudi ojek yang selama ini menjadi bagian penting dalam ekosistem pariwisata Tumpak Sewu.
Fenomena ini bukan hanya soal kehilangan pendapatan, tetapi juga mencerminkan lemahnya koordinasi dan pengelolaan pariwisata yang inklusif.
“Makanya pendampingan Dinas Pariwisata harus dikuatkan,” katanya.
Lebih lanjut ia menegaskan, perlunya intervensi pemerintah yang lebih serius, terutama dari Dinas Pariwisata dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
“Pendampingan dan penguatan BUMDes harus dilakukan agar pengelolaan jasa ojek bisa lebih sehat, terorganisir, dan berkelanjutan, sehingga tidak terjadi konflik dan kerugian ekonomi yang berkepanjangan,” pungkasnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra