Jember,– Kabupaten Jember mencatatkan deflasi pada bulan Mei 2025. Hal ini dipicu oleh penurunan harga beberapa komoditas pangan, terutama cabai.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember, Tri Erwandi, mengungkapkan bahwa penurunan harga komoditas cabai, seperti cabai rawit, bawang merah, dan cabai merah sangat berpengaruh terhadap deflasi ini.
“Karena bobot cabai cukup tinggi dalam perhitungan inflasi, penurunan harganya sangat berdampak,” kata Tri kepada wartawan, Selasa, (3/6/25).
Meski ada peningkatan harga timun yang mencapai lebih dari 100 persen, pengaruhnya terhadap inflasi tidak signifikan karena bobotnya relatif kecil.
Selain cabai dan bawang merah, harga daging ayam dan telur juga mengalami penurunan. Hal ini juga berpengaruh pada deflasi.
Tri menjelaskan bahwa faktor cuaca berperan penting dalam kondisi ini. “Curah hujan yang tinggi membuat produksi cabai dan sayuran lainnya tetap melimpah,” ujar dia.
Ia juga memperingatkan adanya kenaikan harga beras yang perlu diwaspadai. “Harga beras sudah mulai meningkat, meskipun sedikit. Kita harus menjaga stok agar tidak terlalu banyak keluar dari Jember,” tambahnya.
Di sisi lain, meskipun harga rokok naik, permintaan tetap tinggi. “Rokok masih menjadi kebutuhan, sehingga meskipun harganya naik, penjualannya tetap laris,” ungkap Tri.
Menjelang Idul Adha yang akan berlangsung beberapa kedepan, Tri memperkirakan akan ada perubahan dalam pola konsumsi masyarakat.
“Jember dikenal dengan tradisi masyarakat Madura yang merayakan Idul Adha, biasanya mereka pulang kampung dan mengadakan selamatan,” jelasnya.
Dia memprediksi harga daging bisa turun karena banyaknya hewan kurban yang dipotong. Sementara komoditas seperti ayam, telur, dan kelapa kemungkinan akan mengalami kenaikan harga.
Tri menegaskan bahwa cabai dan bawang merah tetap menjadi komoditas utama yang mempengaruhi inflasi di daerah ini.
“Kita tidak bisa lepas dari kebutuhan akan sambal, berbeda dengan rokok yang bisa ditoleransi,” tutup dia. (*)
Editor : Mohammad S
Publisher : Keyra