Menu

Mode Gelap
Pembentukan Koperasi Merah Putih di Probolinggo Dipercepat, Ditandai Deklarasi Alih Fungsi Lahan 1.200 Hektar di Lumajang Ancam Banjir dan Krisis Air Bersih Pemkab Jember Waspadai Lonjakan Covid-19 di Asia, Skrining Ditingkatkan Ketidaksesuaian Data LTT dan Serapan Pupuk Ancam Program Swasembada Pangan di Lumajang Pedagang Hewan Qurban Musiman Mulai Bertebaran di Kota Probolinggo Tragedi Miras Maut di Temenggungan Probolinggo, Polisi Telusuri Jejak Digital Pihak Terlibat

Advertorial · 23 Mei 2025 20:01 WIB

Ketidaksesuaian Data LTT dan Serapan Pupuk Ancam Program Swasembada Pangan di Lumajang


					Ilustrasi. Perbesar

Ilustrasi.

Lumajang, – Penanaman beberapa komoditas pangan di Kabupaten Lumajang direncanakan di lahan seluas 146 hektar (Ha) Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata luas tanam per musim yang mencapai sekitar 36.000 Ha,  angka ini terbilang sangat kecil.

Berdasarkan data yang didapat oleh PANTURA7.com, untuk luas tanam 36.000 Ha, kebutuhan pupuk urea diperkirakan mencapai 9.000 ton dan pupuk NPK sekitar 5.400 ton.

Namun, data serapan pupuk dari Januari hingga April menunjukkan serapan urea sebanyak 7.991 ton dan NPK sebanyak 8.293 ton. Ini mengindikasikan adanya pergeseran penggunaan pupuk, khususnya peningkatan konsumsi pupuk NPK.

Hal itu dibenarkan oleh Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Lumajang, Ishak Subagio. Berdasarkan data serapan pupuk, dapat diperkirakan luas tanam aktual hanya sekitar 32.000 Ha, lebih rendah dari data resmi.

“Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang validitas data luas tambah tanam (LTT) pemerintah,” katanya, Jumat (23/5/25).

Tidak hanya itu, kata Ishak, jika LTT benar mencapai 10% (sekitar 3.000 Ha), maka serapan pupuk seharusnya lebih tinggi dari data yang tercatat. Namun, kenyataannya serapan pupuk masih di bawah angka yang diharapkan, menimbulkan keraguan terhadap keakuratan data LTT.

“Serapan pupuk urea dan NPK per bulan masih di kisaran 6,7% dan 7% dari kebutuhan, yang menunjukkan bahwa penggunaan pupuk oleh petani belum optimal. Terus kemana LTT-nya?,” tanya Ishak.

Sementara itu, Kabid Tanaman Pangan DKPP Lumajang, M. Arif Budiman menjelaskan, serapan pupuk NPK tidak selalu berkaitan langsung dengan luas tambah tanam karena NPK digunakan untuk berbagai komoditas.

“Termasuk hortikultura seperti, cabai, bawang, dan sayuran, yang tidak termasuk dalam program LTT padi atau jagung,” ujarnya.

Urea adalah pupuk subsidi yang penggunaannya lebih terikat pada program pemerintah, sedangkan NPK sebagian besar bukan subsidi dan bisa dibeli kapan saja oleh petani, bahkan sebelum musim tanam.

“Jadi luas tambah tanam serapan pupuk dengan luas tanam itu tidak ada hubungannya. Karena begini, kalau NPK komoditasnya itu macam-macam jdi belanja pupuk itu tidak harus,” kata Arif.

“Luas tanam yang dilaporkan berbeda-beda tergantung jenis tanaman. Data luas tanam gabungan dari BPS mencakup tanaman padi, jagung, dan sayuran, sehingga sulit untuk mengaitkan serapan pupuk secara langsung dengan satu program LTT saja,” jelasnya.

Untuk diketahui, pada 15 Mei 2025 Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Andi Nur Alam Syah dalam upaya menggerakkan dan mengoptimalkan seluruh potensi alat mesin pertanian (alsin), sumber daya, serta irigasi di Jawa Timur, hari ini digelar rapat koordinasi yang dihadiri oleh berbagai pihak penting di bidang pertanian.

Acara ini diikuti oleh Kepala Dinas Provinsi Jawa Timur, hampir seluruh kepala dinas kabupaten, serta didampingi oleh Penjabat Wilayah Jawa Timur dan Direktur Perlindungan Tanaman Pangan.

Sebelumnya, potensi luas tanam di Jawa Timur diperkirakan hanya mampu mencapai sekitar 187 ribu hektare. Namun, setelah hasil rapat yang intensif dan evaluasi potensi yang ada, semua pihak sepakat untuk mempercepat proses panen dan pengolahan lahan yang sudah mulai dipanen. Selain itu, persiapan irigasi juga dipercepat agar lahan siap tanam kembali dalam waktu singkat.

Dengan strategi tersebut, Jawa Timur berkomitmen untuk meningkatkan luas tanam pada bulan Mei ini menjadi sekitar 282 ribu hektare, hampir menyentuh angka 300 ribu hektare. Peningkatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap target nasional luas tambah tanam lagi sebesar 1,6 juta hektare yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian.

Direktur Jenderal terkait juga menyampaikan apresiasi atas dukungan luar biasa yang diterima Jawa Timur, mulai dari penyediaan alat mesin pertanian canggih seperti traktor V2, kendaraan roda 4, transventer, pompa air, hingga komponen angkester. Semua dukungan ini menjadi modal utama dalam mencapai target LTT yang ambisius. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 28 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Genjot PAD, Pemkab Probolinggo Ambil Alih Pengelolaan PKL Stadion Gelora Merdeka Kraksaan

5 April 2025 - 18:04 WIB

Cegah Curanmor dan Curwan, Bupati Lumajang Akan Pasang PJU di Wilayah Utara

3 April 2025 - 12:47 WIB

Sambat Bunda, Layanan Tepat untuk Warga Lumajang

29 Maret 2025 - 05:26 WIB

Ketua DPRD Lumajang Minta Pertanggungjawaban TNBTS Soal Temuan Ladang Ganja

20 Maret 2025 - 17:16 WIB

Kinerja Dinas Pariwisata Mulai Dipertanyakan, Bupati: Sudah Kerja 10 Tahun, Tak Perlu Diajari Lagi

10 Maret 2025 - 19:36 WIB

Ini Alasan Bupati Lumajang Tutup Sementara Air Terjun Grojogan Sewu

10 Maret 2025 - 16:02 WIB

PKB Sebut Sudah Saatnya Lumajang Maju dan Jadi Daya Saing Kuat bagi Daerah Lain

7 Maret 2025 - 20:40 WIB

Dongkrak PAD, Bupati Lumajang Ingin Bangun Jembatan Timbang Pasir

4 Maret 2025 - 13:04 WIB

Tunaikan Janji, Bupati Jember Turunkan Retribusi Pasar Tradisional

3 Maret 2025 - 20:10 WIB

Trending di Advertorial