Menu

Mode Gelap
Truk ODOL di Puger Jember Tuai Polemik, DPRD Panggil Dishub Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan Soroti Plaza Gempol, Desak Perbaikan Manajemen Omah Duren, Sajikan Legitnya Durian Montong di Dataran Tinggi Lumbang Tenaga Non-ASN Jember Menjerit! Honor Tak Cair, Wadul ke DPRD Pengunjung Keluhkan Tarif Pendamping Pendakian ke Ranu Kumbolo Lumajang Pj Bupati Lumajang Minta Pengelolaan Administrasi Jadi Kunci Utama dalam Program Pembangunan yang Efektif

Lingkungan · 8 Jan 2025 09:24 WIB

Gunung Semeru Erupsi dengan Ketinggian Letusan 1.000 Meter di Atas Puncak


					Gunung Semeru terlihat dari pos pantau.
Perbesar

Gunung Semeru terlihat dari pos pantau.

Lumajang, – Gunung Semeru di Lumajang masih berstatus Waspada (level ll). Terbaru, pada Rabu dini hari (8/1/25) pukul 02.47 WIB, Gunung Semeru mengalami erupsi dengan tinggi letusan 1.000 di atas puncak Jonggring Saloko.

Berdasarkan laporan dari petugas Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), erupsi yang terjadi di Gunung Semeru terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan berdurasi 165 detik.

“Erupsi tersebut merupakan yang ke-14 kali dan sekaligus aktivitas dari Gunung Semeru yang terbesar setidaknya dalam 24 jam terakhir,” kata Petugas Badan Geologi Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian.

Sebelumnya, pada Selasa (7/1/25), Gunung Semeru terekam mengalami erupsi setinggi 600 meter di atas puncak. Selama tahun 2025 ini, Gunung Semeru telah mengalami erupsi sebanyak 106 kali.

Petugas pos pantau Gunung Semeru merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak atau pusat erupsi.

“Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak,” ungkapnya.

Masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.

Selain itu, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar dingin akibat hujan di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

“Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 69 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan Soroti Plaza Gempol, Desak Perbaikan Manajemen

10 Februari 2025 - 20:01 WIB

Besok, BPBD Jatim Selidiki Keretakan Tanah pasca Banjir Bandang di Probolinggo

9 Februari 2025 - 19:53 WIB

Tanggap Bencana, Mahasiswa UNZAH Tanam Vetiver Akar Wangi di Lereng Argopuro

8 Februari 2025 - 22:56 WIB

Atasi Banjir Musiman, Tim Gabungan Sisir DAS Rejoso Pasuruan

8 Februari 2025 - 22:21 WIB

Sebanyak 12 Pasar di Lumajang Akan Direhabilitasi dengan Anggaran Rp4 Miliar

7 Februari 2025 - 14:35 WIB

Banjir di Probolinggo; 3 Jembatan Putus, 7 Rumah Rusak, Seribu KK Terdampak

6 Februari 2025 - 19:48 WIB

BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Jawa Timur, Angin Kencang hingga Hujan Lebat Ancam Sejumlah Wilayah

6 Februari 2025 - 17:46 WIB

Putusan Inkrah, Pengadilan Eksekusi Aset KAI di Kota Probolinggo

6 Februari 2025 - 12:57 WIB

Musim Penghujan Memasuki Puncaknya, BPBD Kota Probolinggo Beri Pesan Begini

5 Februari 2025 - 16:24 WIB

Trending di Lingkungan