Menu

Mode Gelap
Portal Jalan Tambakrejo–Lumbang Ditata Ulang, Mobil Damkar Jadi Tolak Ukur Di Kota Probolinggo, Bayi Perempuan Ditemukan di Teras Rumah, Dilengkapi Surat Wasiat Stok BBM di Jember Kini Normal, Mobilitas Masyarakat Kembali Lancar Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan Mengenal Roisatul Muttaqin Alalloh, Dara Cantik asal Jorongan Probolinggo yang Wakili Indonesia di 3 Negara Bupati Tersentuh Nasib Lansia Tinggal di Rumah Tidak Layak di Kunir

Budaya · 5 Apr 2024 21:10 WIB

Tak Peduli Ramadan, 167 Pasangan di Probolinggo Pilih Bercerai


					Ilustrasi perceraian. Perbesar

Ilustrasi perceraian.

Probolinggo – Selama Maret yang bertepatan dengan Ramadan, angka perceraian di Kabupaten Probolinggo masih cukup tinggi. Di bulan penuh berkah itu, Hakim Pengadilan Agama (PA) Kraksaan memutus 167 kasus perceraian.

Panitera Muda (Panmud) Hukum PA setempat, Faruq mengatakan, jumlah tersebut, dari jumlah tersebut, perkara cerai gugat (CG) masih mendominasi. Bahkan, jumlahnya hampir dua kali lipat dari jumlah cerai talak (CT)

“Jadi yang CT 56, sedangkan yang CG jauh lebih banyak, 111 perkara,” katanya, Jumat (5/4/2024).

Ia menjelaskan, dari angka perceraian mayoritas faktor penyebabnya ialah persoalan ekonomi. Selain itu, pihaknya juga menemui kasus perceraian yang disebabkan oleh faktor perselingkuhan, ada juga karena menikah di usia dini.

“Sejauh ini faktor yamg paling dominan atau banyak, masih tetap dengan bulan-bulan sebelumnya, yakni faktor ekonomi,” terangnya.

Faruq pun mengimbau, agar pasangan suami istri untuk dapat saling menghargai dan mengerti satu sama lain.

Sehingga, kasus perceraian dapat dicegah dan tidak terjadi. Sebab menurutnya, dalam agama Islam, yang merupakan perbuatan sunnah adalah menikah, bukan justru memutuskan pernikahan atau cerai.

“Kalau dapat saling menghargai dan mengerti, tentu kehidupan berumah tangga akan harmonis,” ujarnya. (*)

 

 

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Moch. Rohim

Artikel ini telah dibaca 54 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru

28 Juli 2025 - 19:28 WIB

Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan

28 Juli 2025 - 18:00 WIB

Dari Tumpeng hingga Sayuran, Warga Berebut Isi Jolen Penuh Kegembiraan

28 Juli 2025 - 14:24 WIB

Ada Nilai Filosofis Calon Arang dalam Pementasan Seni Menyuarakan Dharma

21 Juli 2025 - 09:26 WIB

Tradisi Tak Lekang Waktu, Bhakti Penganyar Jadi Jembatan Budaya Bali dan Jawa

18 Juli 2025 - 15:00 WIB

1.923 Petani Lumajang Tercakup Asuransi Usaha Tani Padi

10 Juli 2025 - 16:52 WIB

Cok Ace Dorong Kolaborasi Budaya Bali dengan Lumajang

10 Juli 2025 - 16:21 WIB

Diresmikan Saat Purnama 1992, Pura di Senduro Kini Jadi Titik Sakral Umat Hindu

10 Juli 2025 - 15:52 WIB

Pujawali Rama Satunggal Warsa, Momen Pererat Persaudaraan Umat Hindu se-Nusantara

6 Juli 2025 - 18:02 WIB

Trending di Budaya