Menu

Mode Gelap
Haru Mardijah, Nenek Berusia 104 Tahun di Jember yang Bakal Naik Haji Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei Jadi Tuan Rumah Pesta Miras yang Tewaskan 2 Orang, Kades Temenggungan Ngaku Tidak Tahu Kasus PMK di Probolinggo, 51 Ekor Sapi Terpapar, 2 Mati, 9 Sembuh Kunjungan Industri Dinilai Penting Bagi Siswa SMK, ini Beberapa Alasannya Singa Betina TWSL Kota Probolinggo Bunting, Kandang Mulai Disterilkan

Pendidikan · 31 Agu 2023 15:25 WIB

Kebakaran Hutan Bantengan Lumajang Belum Padam, Medan Sulit jadi Kendala


					DIPADAMKAN: Proses pemadaman api di Blok Bantengan, Desa Ranupani, Senduro, Lumajang. (foto: Asmadi) Perbesar

DIPADAMKAN: Proses pemadaman api di Blok Bantengan, Desa Ranupani, Senduro, Lumajang. (foto: Asmadi)

Lumajang,- Kebakaran hutan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), tepatnya di Blok Bantengan, Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, hingga Kamis (31/8/23), belum terkendali.

Kepala Bagian Tata Usaha TNBTS Septi Eka Wardhani mengatakan, hingga saat ini proses pemadaman masih terus dilakukan tim gabungan yang terdiri dari unsur TNBTS Resort Ranupani, BPBD Kabupaten Lumajang, TNI-Polri, Masyarakat Peduli Api Desa Ranupani dan warga.

Proses pemadaman dilakukan tidak sekedar memadamkan api. Namun juga ilaran api dengan memotong jalur yang dituju api. Selain itu, dilakukan sistem sekat bakar di sejumlah titik kebakaran.

“Ilaran api akan dilakukan dari arah bawah savana menuju ke arah atas lereng, oleh tim TNBS yang menangani bagian bawah. Sedangkan tim bagian atas akan melakukan dari atas ke bawah,” kata Eka, Kamis (31/8/2023).

Dia menduga kebakaran hutan di kawasan TNBTS akibat musim kemarau panjang dan gesekan antar ranting tanaman yang sudah mengering.

“Tim TNBTS Resort Ranupani telah melakukan penanganan dengan menggunakan penyekatan api dengan dahan-dahan yang basah,” ujarnya.

Dikatakan Eka, karena lawasan ini berada di dataran tinggi, tentu tiupan angin sangat kencang. Angin kencang membuat api menyala kembali dari sisa penyiraman yang sudah dilakukan sebelumnya.

“Bara ranting pohon sisa terbakar yang jatuh juga bisa membuat pembakaran kembali terjadi selama bahan bakar (rumput, red) masih ada,” tambah Eka.

Disamping itu, imbuh dia, akses menuju lokasi kebakaran sangatlah sulit. Sehinga tim petugas gabungan kesulitan untuk memadamkan api.

“Akses jarak tempuhnya sulit, sehingga penyiraman masih dikatakan lambat,” pungkas Eka. (*)

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 58 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kunjungan Industri Dinilai Penting Bagi Siswa SMK, ini Beberapa Alasannya

2 Mei 2025 - 18:55 WIB

Ngebut! Pemkot Probolinggo Siapkan 4 Rombel Sekolah Rakyat

30 April 2025 - 23:44 WIB

Tingkatkan Akses Pendidikan bagi Warga Kurang Mampu, Pemkab Jember Bangun Dua Sekolah Rakyat

29 April 2025 - 18:55 WIB

Bersih-bersih Dokumen, Cabdin Jember Kirimkan Ijazah ke Rumah Alumni

28 April 2025 - 19:12 WIB

Lomba Keterampilan Siswa SLB di Jember, Panggung Prestasi Anak Berkebutuhan Khusus

24 April 2025 - 20:40 WIB

Cegah Kasus Pelecehan, Disdikbud Lumajang Batasi Penggunaan Telepon untuk Siswa

23 April 2025 - 17:03 WIB

Pemkab Pasuruan Terbitkan SE Study Tour dan Wisuda Siswa

23 April 2025 - 15:57 WIB

Gus Hilman Siapkan 44 Ribu Kuota Beasiswa bagi Pelajar di Pasuruan dan Probolinggo, Jamin Tidak Ada Pemotongan

22 April 2025 - 11:58 WIB

Hadapi Kasus Pelecehan Siswa, Disdikbud Lumajang Buat Crisis Center

22 April 2025 - 09:56 WIB

Trending di Pendidikan