Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Budaya · 30 Jul 2023 07:34 WIB

Selamatan Desa, Warga Dringu Berebut Gunungan Hasil Bumi dan Laut


					TRADISI: Puluhan warga Dringu saat berebut gunungan hasil bumi dan laut. (foto: Hafiz Rozani). Perbesar

TRADISI: Puluhan warga Dringu saat berebut gunungan hasil bumi dan laut. (foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Ada tradisi unik di Dusun Tambak Pesisir, Desa Dringu, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo yang digelar warga. Tradisi ini bertujuan untuk mendapatkan keberkahan dan rezeki melimpah.

Tradisi yang digelar pada Sabtu malam (29/07/23) tersebut memperebutkan gunungan palawija yang telah didoakan serta diarak keliling desa.

Kirap gunungan yang digelar warga Desa Dringu ini digelar tiap tahun bertepatan dengan tahun baru Islam. Isi gunungan yang dikirap tersebut cukup beragam sesuai hasil bumi dari tanah yang berada di Desa Dringu.

Mulai dari jagung, padi, bawang merah, terong, serta kangkung. Juga hasil laut yakni sejumlah jenis ikan laut hasil tangkapan nelayan Desa Dringu yang telah diolah menjadi ikan asap.

Gunungan berupa hasil bumi dan laut tersebut selanjutnya diarak keliling kampung dengan diiringi dengan kesenian Reog Ponorogo beserta tabuhan gamelan.

Setelah tiba di lokasi yang menjadi titik kumpul warga, gunungan tersebut kemudian didoakan dan selanjutnya diperebutkan warga.

“Jadi tradisi ini selain memperingati tahun baru Islam juga untuk menolak bala, agar warga Desa Dringu dilimpahkan rezeki, hingga kesehatan, dengan ditandai memperebutkan gunungan hasil bumi dan laut,” ujar tokoh masyarakat Desa Dringu, Semmse.

Hasil bumi yang diperebutkan dan diperoleh warga ini nantinya bisa untuk dikonsumsi ataupun disimpan. Dan dengan adanya kirap gunungan ini, diharapkan baik yang bekerja di laut dan di darat penghasilnnya warga Desa Dringu melimpah dan yang terpenting adalah kesehatan.

“Kirap gunungan ini merupakan bentuk rasa syukur warga Desa Dringu dengan hasil bumi yang didapat, dan terlebih hasil bumi ke depan baik di darat, maupun di laut lebih melimpah,” imbuh Sammse.

Kirap gunungan hasil bumi dan laut yang digelar tiap tahun ini sempat ditiadakan karena Covid-19. Barulah tahun ini kirap gunungan hasil bumi dan laut kembali dilaksanakan kembali.

Salah satu warga Desa Dringu, Fendi mengatakan, kirap gunungan hasil bumi dan laut ini tiap tahun digelar. Ini bentuk rasa syukur warga akan hasil bumi yang diperoleh selama ini.

“Melalui acara ini, warga khususnya saya berharap, rezeki lebih melimpah, terlebih selalu diberi kesehatan sehingga lancar saat mencari nafkah,” ujarnya. (*)

 

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 28 kali

Baca Lainnya

Dihadiri Menteri Kebudayaan, Dua Dukun Pandita Dikukuhkan di Pura Luhur Poten

11 Juni 2025 - 14:37 WIB

Mengenal Sate Lanjeng, Tradisi Tahunan Santri Bani Rancang Probolinggo saat Idul Adha

10 Juni 2025 - 06:35 WIB

Ngater Kajien Iringi Keberangkatan Belasan Jamaah Calon Haji asal Pulau Gili Ketapang

25 Mei 2025 - 13:17 WIB

Desa Senduro, Permata Lumajang dalam Program Berseri: dari Alam hingga Moderasi Beragama

19 Mei 2025 - 17:20 WIB

Pradaksina, Ritual Puncak Perayaan Waisak di Klenteng Tri Dharma Sumber Naga Probolinggo

13 Mei 2025 - 08:54 WIB

Pariwisata Lumajang Butuh Inklusi Pelaku Lokal, Bukan Sekadar Panggung untuk EO Luar

11 Mei 2025 - 16:10 WIB

Batu Badar Besi Semeru, Ikon Langka dari Lumajang

11 Mei 2025 - 10:26 WIB

Harjakabpro ke-279, Ada Selametan Bumi di Alun-alun Kraksaan

10 Mei 2025 - 06:34 WIB

Umat Hindu Tengger Rayakan Kuningan, Berharap Dianugerahi Kesehatan dan Keselamatan

3 Mei 2025 - 20:50 WIB

Trending di Budaya